Menkes Ingatkan Masyarakat Hindari Menatap Langsung Gerhana Matahari Total

:


Oleh Juliyah, Sabtu, 5 Maret 2016 | 01:12 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 241


Jakarta, InfoPublik - Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek menganjurkan agar masyarakat tidak menatap langsung ke arah datangnya sinar matahari pada saat terjadi gerhana matahari total (GMT).

Ia menyampaikan, agar masyarakat yang ingin melihat Gerhana, cukup dengan melihat pantulannya saja, atau gunakan kacamata yang benar-benar anti ultraviolet. "Hati-hati, karena kacamata berwarna hitam, belum tentu memiliki anti ultraviolet," katanya.

Pada saat terjadi gerhana matahari total, sinar matahari akan terhalang sehingga suasana akan menjadi mendung atau gelap. Namun, sayangnya ultra violet (UV) yang terdapat dalam sinar matahari tetap ada.

Ia menjelaskan, pada saat menatap ke arah GMT maka akan menyebabkan pupil membesar dan sinar UV akan masuk ke dinding retina (macula). Fenomena ini akan menyebabkan kerusakan pada retina mata bahkan dapat mengalami kebutaan. "Bila tidak ingin kehilangan momen ini, masyarakat dapat menyiapkan alat filter atau kacamata khusus," ungkapnya.

Momen puncak GMT diperkirakan akan berlangsung sekitar 3 menit dan dapat disaksikan khususnya bagi masyarakat di 11 provinsi di Indonesia diantaranya Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Maluku Utara. 

Gerhana Matahari Total (GMT) diperkirakan terjadi pada pagi hari tanggal 9 Maret 2016. Fenomena langka ini terakhir terjadi di Indonesia pada tahun 1988. Kejadian ini membuat masyarakat dunia terutama di Indonesia memiliki antusias yang besar untuk melihat langsung kejadian tersebut.