Kelainan Bawaan Salah Satu Penyebab Tingginya Kematian Bayi

:


Oleh Juliyah, Kamis, 3 Maret 2016 | 16:03 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 920


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Kesehatan menyebutkan kelainan bawaan mempunyai kontribusi yang cukup besar sebagai penyebab kematian neonatal atau pada bayi baru lahir.

Selain itu, meskipun bayi bertahan hidup, banyak diantaranya yang menjadi penyandang disabilitas dan mengidap penyakit kronis.

Tanggal 3 Maret setiap tahun diperingati sebagai Hari Kelainan Bawaan Sedunia atau World Birth Defect Day, selain menyebabkan kematian neonatal (bayi baru lahir) kelainan bawaan juga merupakan penyebab bayi lahir mati dan abortus spontan. 

Peringatan tersebut di Indonesia, merupakan tahun kedua bertema Cegah Bayi Lahir Cacat dengan Terapkan Pola Hidup Sehat Sebelum dan Selama Kehamilan.

"Pelayanan antenatal yang terpadu dan berkualitas memberikan kesempatan untuk melakukan upaya pencegahan," kata Direktur Kesehatan Keluarga Kemenkes RI, Eni Gustina di Jakarta, Kamis (3/3).

Menurutnya, kematian bayi baru lahir (neonatal) masih menjadi permasalahan kesehatan. Angka kematian bayi di Indonesia adalah 32 per 1000 kelahiran hidup dan kematian neonatal 19 per 1000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).

Data laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) disebutkan sebesar 1,4 persen bayi baru lahir usia 0-6 hari pertama kelahiran dan 18,1 persen bayi baru lahir usia 7-28 hari meninggal disebabkan karena kelainan bawaan. Data WHO SEARO tahun 2010 memperkirakan prevalensi kelainan bawaan di Indonesia adalah 59.3 per 1000 kelahiran hidup.

"Jika setiap tahun lahir 5 juta bayi di Indonesia, maka akan ada sekitar 295 ribu kasus kelainan bawaan per tahun. Kementerian Kesehatan RI telah melakukan surveilans sentinel bersama 13 RS terpilih di 9 provinsi sejak September 2014," katanya.

Diketahui sedikitnya, terdapat 15 jenis kelainan bawaan yang disurveilans dengan kriteria antara lain kelainan bawaan yang dapat dicegah, mudah dideteksi dan dapat dikoreksi (preventable, detecteble dan correctable) dan merupakan masalah kesehatan masyarakat.

Dari data tersebut, terdapat 231 bayi mengalami kelainan bawaan. Sebagian besar lahir dengan 1 jenis kelainan bawaan (87 persen) dan ditemukan pula bayi lahir dengan > 1 jenis kelainan bawaan (13 persen).

Kelainan bawaan yang paling banyak ditemukan adalah dari kelompok sistem muskulo skeletal (talipes equinovarus) 22,3 persen, sistem saraf (anenchepali, spina bifida dan meningochele) 22 persen, celah bibir dan langit-langit 18,5 persen dan omphalocele 12,5 persen. 

Walaupun lanjutnya, penyebab utama kelainan kongenital adalah faktor genetik, infeksi dan faktor lingkungan, namun  banyak dari kelainan tersebut dapat dicegah, diantaranya melalui vaksinasi dan konsumsi zat asam folat dan iodium, menghindari mengkonsumsi obat yang tidak direkomendasikan oleh dokter, alkohol atau zat berbahaya seperti pengawet dan pewarna buatan, hindari terpapar dari bahan berbahaya dan beracun seperti timbal, merkuri dan pestisida, beraktivitas fisik atau olahraga teratur juga hindari asap rokok selama kehamilan.