:
Oleh G. Suranto, Rabu, 24 Februari 2016 | 16:01 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 380
Jakarta, InfoPublik - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menyambut baik kunjungan mahasiswa Master in Public Policy (MPP) Lee Kuan Yew School of Public Policy, Singapura, karena bisa dimanfaatkan sebagai proses evaluasi terkait teori pembangunan Kota Jakarta.
“Jadi kami ingin tahu apakah teori kami bangun kota itu sudah benar atau enggak? Ini kan kayak diuji, kayak uji skripsi atau tesis saja sama mereka. Mereka tanya saya jawab,” kata Basuki usai diskusi dengan mahasiswa Universitas Lee Kuan Yew tersebut di Balai Agung DKI Jakarta, Rabu (24/2).
Menurutnya, dengan adanya kunjungan dari mahasiswa asing ini, Pemprov DKI Jakarta cukup terbantu, karena tidak perlu lagi melakukan studi banding. “Ini bagus jadi enggak perlu studi banding, mereka datang kami sampaikan kebijakan publik. Kalau salah mereka pasti debat, tapi kalau mereka senang tepuk tangan, berarti kan oke,” ucapnya.
Dirinya menampik banyak berkiblat kepada Singapura dalam hal kebijakan, sambil mencontohkan seperti kebijakan rumah susun itu berbeda. “Kita nggak ada kebijakan rusunawi, semua rusunawa, ini berbeda. Singapura juga nggak ada subsidi begitu besar, kami subsidi besar,” tandasnya.
Ia menambahkan, Universitas Lee Kuan Yew ini, mahasiswanya bukan orang Singapura saja, tapi ada yang dari Jerman, Nepal, Vietnam, Filipina dan lain-lain. Kunjungan ini dinilainya sangat bagus, karena pihaknya tidak perlu studi banding ke sana, tapi mereka justru datang ke Jakarta.