50 Persen Kasus Kanker Pada Anak Terlambat Diobati

:


Oleh Juliyah, Selasa, 16 Februari 2016 | 14:46 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 382


Jakarta, InfoPublik - Ancaman penyakit kanker tidak hanya menjangkiti orang dewasa, namun juga mengintai anak-anak. Lebih dari 50 persen kasus kanker pada anak yang datang ke fasilitas kesehatan, sudah dalam keadaan stadium lanjut.

"Minimnya pengetahuan orang tua tentang kanker, menjadi salah satu penyebab kanker yang diderita anak-anak dalam kondisi stadium lanjut," kata Direktur Pengendalian Penyakit Menular Lily S. Sulistyowati.

Kementerian Kesehatan menyebutkan, terdapat enam jenis kanker pada anak diantaranya leukemia, retinoblastoma, neuroblastoma, limfoma, osteosarkoma dan karsinoma nasofaring. Penentuan prioritas ini berdasarkan dua kriteria, yaitu tingginya angka penyakit (prevalensi) dan kemudahan pengenalan gejala dan tanda serta diagnosis.

"Berbeda dengan anak-anak lain yang aktif bermain dan belajar, pada anak-anak mengidap kanker aktivitas ini dapat berkurang karena harus rajin terapi dan minum obat agar pertumbuhan sel kanker tidak menyebar ke organ tubuh lain," katanya menjelaskan.

Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 (Riskesdas) menunjukkan prevalensi kanker anak umur 0-14 tahun sebesar sekitar 16.291 kasus. Sementara jenis kanker yang paling banyak diderita anak di Indonesia yaitu Leukemia dan kanker bola mata (Retinoblastoma).

Padahal, menurutnya,  apabila dapat terdeteksi secara dini, kanker pada anak dapat disembuhkan dengan pengobatan dan terapi yang baik. Kanker dapat menyerang anak mulai bayi hingga usia 18 tahun. Kanker pada anak berbeda dari kanker pada orang dewasa, kanker pada anak sampai saat ini belum ada pencegahannya. 

"Pola hidup dan makan-makanan yang sehat harus tetap diajarkan sejak kanak-kanak. Tujuannya agar anak dapat terhindar dari berbagai jenis kanker yang timbul pada usia dewasa," ujarnya.

Hingga saat ini penyebab kanker pada anak belum diketahui secara pasti. Namun, jikalau si kecil dicurigai terkena kanker, sebaiknya segera membawanya ke Puskesmas, RS atau fasilitas kesehatan lainnya. Tujuannya adalah untuk mengonfirmasi apakah gejala yang dijumpai tersebut benar kanker atau bukan.