Butuh Pendekatan Khusus, Penertiban Kalijodo Beda Dengan Dolly

:


Oleh G. Suranto, Senin, 15 Februari 2016 | 13:44 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 475


Jakarta, InfoPublik - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan kawasan Kalijodo berbeda dengan lokasi prostitusi Dolly di Surabaya. Dibutuhkan pendekatan yang berbeda dalam melakukan penertiban kawasan tersebut.

“Kami kasusnya berbeda. Dolly memang sebuah perkampungan yang ditempati oleh  para Pekerja Seks Komersial (PSK) saja. Kalau Kalijodo memang jalur hijau yang diperjualbelikan,” kata Gubernur di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (15/2).

Oleh karena itu, dalam penertibannya juga berbeda, harus melibatkan RT dan RW setempat. Terlebih di Kalijodo menempati lahan hijau yang seharusnya menjadi taman. “Anda kan nggak mungkin biarkan di depan hidung kamu berpuluh-puluh tahun orang melanggar. Kalau layak gitu, gimana kita mau bereskan Waduk Pluit,” ucapnya.

Dirinya menceritakan, bahwa saat Dolly ditertibkan beberapa waktu lalu, PSK di Kabupaten Tangerang bertambah. Hal tersebut dikethaui setelah bertemu dengan Bupati Tangerang.

“Kemarin saya ketemu sama Bupati Tangerang, setelah Dolly tutup dia ada tambah 300 orang di sana, jadi 1.300-an orang. Dia pindah, jadi enggak mungkin semua tutup,” ujarnya.

Ia menambahkan, terkait masalah penertiban, pihaknya baru akan melihat dulu, apakah mau sebelum jadi tuan rumah Organisasi Kerjasama Islam (OKI) atau sesudah. “Saya inginya sih sebelum jadi tuan rumah, bulan ini harusnya diberesin,” katanya.

Warganya akan dipencar, untuk yang mau dagang akan dikasih ke UMKM atau Pasar Jaya. Kalau yang mau tinggal akan di bagi di rusun yang kosong. Sedangkan yang tidak ada KTP DKI Jakarta, ya pulang kampung aja udah,” imbuhnya.