Pencairan Dana Desa 2016 Hanya Dua Tahap

:


Oleh H. A. Azwar, Jumat, 12 Februari 2016 | 14:17 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 603


Jakarta, InfoPublik - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Marwan Jafar meminta  kepala desa, perangkat desa, dan semua unsur masyarakat desa membuat perencanaan program, sehingga proses penyaluran dana desa menjadi lancar.

"Semua persyaratan dan mekanisme Dana Desa harus segera disiapkan. Kita ikhtiarkan bersama agar jangan lagi ada yang telat-telat," kata Marwan di Jakarta, Jum'at (12/2).

Setelah menaikkan jumlah Dana Desa 2016 menjadi Rp47 triliun, kali ini pemerintah memperpendek tahapan pencairan Dana Desa dari semua tiga tahap menjadi dua tahap. Dana Desa tahap pertama akan mulai disalurkan pada Maret sebanyak 60 persen atau sekitar Rp28,2 triliun. Sedangkan tahap kedua sebesar 40 persen akan disalurkan pada Agustus.

Marwan menjelaskan, pencairan dalam dua tahap ini tentunya bisa memudahkan masyarakat desa untuk mulai membuat perencanaan program, pelaksanaan program, maupun pelaporannya. “Kalau tiga tahap kayak kemarin kan banyak desa yang kesulitan. Kebijakan ini sebagai pembenahan dari tahun lalu,” jelasnya.

Marwan pun mengingatkan agar penggunaan Dana Desa diutamakan untuk membangun infastruktur desa. Jalan desa yang rusak harus dibangun menjadi bagus, irigasi untuk pengairan sawah-sawah harus diperbaiki, termasuk fasilitas-fasilitas untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat seperti sumur bersama, embung penampungan air, dan sebagainya.

Program infrastruktur yang dibangun pakai Dana Desa juga harus padat karya. Pekerjanya harus dari masyarakat desa setempat, bahan-bahan bakunya harus dari desa setempat, kecuali kalau bahannya tidak ada di desa, baru boleh beli ke luar.

Marwan menegaskan program infrastruktur desa tidak boleh dikontraktualkan atau dikerjakan pihak ketiga. Tujuannya agar Dana Desa bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat baik dalam jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang. “Dengan begitu Dana Desa itu berputar di desa, tidak kembali ke kota,” pungkasnya.