Deteksi Banjir Jakarta, BPPT dan BMKG Lakukan Riset Atmosfer

:


Oleh G. Suranto, Rabu, 20 Januari 2016 | 01:22 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 641


Jakarta, InfoPublik - Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BBTMC-BPPT) bekerjasama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan melakukan kegiatan pengamatan atmosfer.

Kegiatan ini dilakukan secara Intensive Observation Period (IOP) selama periode puncak musim hujan untuk mengetahui cuaca ekstrem penyebab banjir di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

“Kegiatan ini akan berlangsung selama 30 hari, sejak tanggal 18 Januari hingga 16 Februari 2016 mendatang,” kata Plt Kepala BBTMC-BPPT, Jon Arifian pada acara launching kegiatan IOP di Puspiptek Serpong, Selasa (19/1).

Menurutnya, tujuan dari kegiatan IOP tersebut adalah memahami kondisi atmosfer secara detail pada rentang waktu terjadinya curah hujan tinggi penyebab banjir di Jakarta; melakukan ujicoba sistem deteksi dini banjir Jakarta; melakukan ujicoba monitoring banjir Jakarta, dan melakukan ujicoba pengurangan curah hujan menggunakan alat Ground Particle Generator.

Disebutkan, selama 30 hari periode kegiatan IOP, setiap harinya selama 24 jam nonstop akan dilakukan pengamatan dan pengukuran parameter atmosfer di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya menggunakan mobile radar, radiosonde, radiometer, microrain radar dan AWS.

Mobil radar akan dioperasikan dari kawasan Geostech untuk mengamati pergerakan dan pertumbuhan awan hujan yang melintas di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

Sementara pengoperasian peralatan lainnya seperti radiosonde, radiometer, microrain radar, dan AWS akan ditempatkan di Stasiun Klimatologi BMKG Dermaga, Bogor.

Balon radiosonde akan diluncurkan sebanyak empat kali dalam sehari, yaitu pada jam 00,06, 12 dan 18 UTC atau jam 07, 13, 19 dan 01 WIB. Selain dengan radiosonde, pengukuran parameter atmosfer seperti suhu, tekanan dan kelembaban udara juga dilakukan dengan menggunakan radiometer. Sementara pengamatan presipitasi dilakukan menggunakan microrain radar.

Ia menambahkan, selain melakukan kegiatan pengamatan atmosfer, kegiatan IOP juga bertujuan untuk mekakukan ujicoba Jakarta Flood Early Warning System (JFEWS), sebuah sistem deteksi dini banjir Jakarta yang sudah didesain oleh BPPT, dari hasil kerjasama antara Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana dan BBTMC pada kegiatan riset tahun 2015 lalu.

Dalam kegiatan IOP ini nantinya juga akan dilakukan ujicoba pengurangan curah hujan menggunakan alat Ground Particle Generator (GPG) . Selama 10 hari pertama akan dilakukan semua kegiatan pengukuran dan pengamatan tanpa ujicoba pengurangan curah hujan.

Selanjutnya dalam 20 hari berikutnya akan dilakukan ujicoba pengurangan curah hujan menggunakan alat GPG dengan sistem random.

Kegiatan IOP ini merupakan salah satu sasaran kegiatan Program Inovasi dan Layanan Teknologi Mitigasi Bencana Hidrometeorologi Bertaraf Internasional yang merupakan salah satu kegiatan dari RENSTRA BBTMC-BPPT untuk melaksanakan kegiatan riset tahun 2016.