:
Oleh Juliyah, Sabtu, 9 Januari 2016 | 22:08 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 368
Jakarta, InfoPublik - Tim The Women of Indonesia’s Seven Summits Expedition Mahitala Unpar (WISSEMU) bertekad melanjutkan petualangannya menuju Gunung Aconcagua di Argentina.
Aconcagua merupakan puncak tertinggi yaitu 6.962 mdpl di Benua Amerika Selatan dan puncak tertinggi kedua dalam rangkaian seven summits setelah Gunung Everest.
Sebelumnya tim Mahitala Unpar telah berhasil mengibarkan bendera merah putih di Gunung Carstenz Pyramid, Papua pada Agustus 2014 dan Gunung Elbrus, Rusia serta Gunung Kilimanjaro, Tanzania pada Mei 2015 lalu.
Lima tahun silam tepatnya pada 9 Januari 2011, Sofyan Arief Fesa, Xaverius Frans dan Broery Andrew Sihombing tiga dari empat orang anggota Indonesia Seven Summits Expedition Mahitala Unpar (ISSEMU) berhasil menggapai puncak Gunung Aconcagua yang kemudian pada 29 Januari 2011 menyusul Janatan Ginting anggota terakhir dari Tim ISSEMU yang menyelesaikan pendakian ini.
"Sekarang terdapat tiga orang pendaki wanita yang memiliki mimpi untuk kembali mengibarkan bendera merah putih di Puncak Gunung Aconcagua," kata Tim Publikasi WISSEMU 2015 Alfons Yoshi dalam keterangan di Jakarta, Jumat (8/1).
Mereka adalah Fransiska Dimitri Inkiriwang (22), Mathilda Dwi Lestari (22), dan Dian Indah Carolina (20), tiga mahasiswi aktif Universtias Katolik Parahyangan yang tergabung dalam Tim Mahitala Unpar.
"Keberangkatan ke Argentina yang adalah negara tempat Gunung Aconcagua ini bertengger akan dilakukan pada 11 Januari 2016 hingga 5 Februari 2016," ujarnya.
Ia menjelaskan, panjangnya rute perjalanan dan kenaikan ketinggian gunung yang cukup drastis membuat perjalanan ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk didaki.
Selain jalurnya yang panjang, Aconcagua yang terletak di jajaran Pegunungan Andes memiliki cuaca dingin yang ekstrem ditambah badai angin yang sangat berbahaya dan dikenal dengan sebutan el viento blanco.
Angin kencang yang kabarnya dapat mencapai 90 km per jam bertiup bersamaan dengan kabut yang ditambah dengan hujan salju merupakan gambaran sederhana dari badai berbahaya ini.
Sulitnya jalur pendakian Aconcagua ini, membuat persiapan dan perencanaan yang matang berupa latihan fisik seperti lari dan latihan beban di tambah dengan yoga menjadi jadwal harian dari setiap anggota tim demi menambah endurance dan kekuatan mental dari anggota tim.
Ditambah lagi dengan bedah peta, latihan teknik navigasi dan persiapan alat-alat yang mendukung pendakian, semua dipersiapkan dengan matang demi lancarnya perjalanan ini.