- Oleh Fatkhurrohim
- Senin, 23 Desember 2024 | 23:42 WIB
: Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI, Ace Hasan Syadzily dalam Jumpa Pers Refleksi dan Rilis Akhir Tahun 2024 dan Outlook 2025, di Kantor Lemhannas, Jakarta, Senin (23/12/2024), memproyeksikan bahwa pada tahun 2025, persaingan ekonomi dan politik antar negara besar akan terus mendominasi dinamika geopolitik global. Foto. Humas Lemhannas RI.
Oleh Fatkhurrohim, Senin, 23 Desember 2024 | 16:38 WIB - Redaktur: Untung S - 113
Jakarta, InfoPublik – Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI memproyeksikan bahwa persaingan ekonomi dan politik antar negara-negara besar akan terus mewarnai dinamika geopolitik global pada 2025.
Proyeksi itu disampaikan oleh Gubernur Lemhannas, Ace Hasan Syadzily, dalam Jumpa Pers Refleksi dan Rilis Akhir Tahun 2024 dan Outlook 2025 di Kantor Lemhannas, Jakarta, Senin (23/12/2024).
Ace Hasan Syadzily mengungkapkan bahwa pergeseran dari sistem geopolitik unipolar yang didominasi Amerika Serikat menuju sistem multipolar akan semakin terasa di 2025. "Di tengah rivalitas antara negara-negara besar, kita menyaksikan persaingan kuat antara Amerika Serikat, Uni Eropa, Tiongkok, dan Rusia yang berpotensi memicu konflik di berbagai kawasan," ujarnya.
Lemhannas menyoroti beberapa konflik dan ketegangan yang merupakan dampak langsung dari rivalitas kekuatan global, di antaranya konflik di Ukraina, konflik Palestina-Israel, ketegangan di Timur Tengah, dan ketegangan di Indo-Pasifik
Menyikapi dinamika geopolitik yang semakin kompleks ini, Presiden Prabowo Subianto telah mengintensifkan kunjungan diplomasi ke sejumlah negara pada akhir tahun 2024, termasuk Cina, Amerika Serikat, Inggris, Peru, Brasil, dan Mesir.
Kunjungan itu bertujuan untuk memperkuat hubungan bilateral dengan negara-negara tersebut, berperan aktif dalam meredakan ketegangan global melalui diplomasi perdamaian dan mengukuhkan posisi Indonesia sebagai pemain global yang konstruktif.
“Kunjungan ini bukan hanya untuk mempererat hubungan ekonomi dan politik, tetapi juga sebagai bagian dari diplomasi perdamaian yang ingin mengukuhkan Indonesia sebagai pemain global yang konstruktif,” kata Ace.
Lebih lanjut, Gubernur Lemhannas menekankan peran penting Indonesia dalam menjaga stabilitas kawasan dan dunia, mengingat statusnya sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Melalui diplomasi aktif dan kebijakan luar negeri yang berbasis pada perdamaian, Indonesia diharapkan dapat menjadi penyeimbang dalam mengatasi ketegangan antar negara besar.
"Indonesia memiliki potensi besar untuk berperan sebagai jembatan antara negara-negara besar yang bersaing, dan kami berharap kunjungan Presiden Prabowo ini bisa memberikan kontribusi signifikan terhadap stabilitas geopolitik global," tambahnya.
Lemhannas meyakini bahwa tantangan geopolitik global yang meningkat pada 2025 memerlukan upaya bersama dari seluruh negara. Indonesia, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam menciptakan perdamaian dan menghindari eskalasi konflik melalui diplomasi yang intensif dan kerja sama internasional.