:
Oleh Yudi Rahmat, Jumat, 4 Februari 2022 | 23:19 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 366
Yogyakarta, InfoPublik – Kementerian Pertahanan menggandeng Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta untuk bekerja sama menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan teknologi yang mendukung pertahanan negara.
Hal itu terungkapkan saat penandatanganan kesepakatan kerja sama dengan UGM yang dilakukan Menteri Pertahanan Prabowo dan Rektor Universitas Gadjah Mada Prof. Panut Mulyono di Kampus UGM Yogyakarta, Jumat(4/2/2022).
Kerja sama itu akan menciptakan sinergi antara pemerintah dan kampus dalam mendukung pertahanan negara serta pengembangan pendidikan maupun teknologi pertahanan.
Menurut Menha para ilmuwan berada di garis depan pembangunan bangsa. Untuk itu, peran para akademisi dalam mengembangkan teknologi sangat dibutuhkan, terutama dalam rangka memperkuat pertahanan negara.
“Ekonomi akan kuat kalau industri kuat. Industri kita kuat kalau teknologi kita kuat. Pertahanan kita akan kuat kalau teknologi kita kuat dan negara akan kuat kalau pertahanan kuat. Jadi semua ini mata rantai. Kalau ekonomi kuat industri harus kuat. Industri butuh teknologi. Teknologi akan menghasilkan pertahanan kuat. Pertahanan kuat akan menjamin negara kuat dan makmur,” lanjutnya.
Menhan Prabowo pun meminta kepada para akademisi untuk terus mengembangkan teknologi, dan kampus dalam hal ini adalah ujung tombaknya.
“Kita harus jaga kekayaan negara kita dan kita mengandalkan kampus, cendekiawan kita. Para teknokrat, teknolog, ilmuwan berada di garis depan dalam rangka pembangunan bangsa. Karena itu saya datang ke sini,” ujar Menhan Prabowo.
Selama berada di Kampus UGM, Menhan Prabowo juga menyaksikan beberapa inovasi dari mahasiswa UGM, di antaranya adalah pesawat tanpa awak atau UAV Fiachra Aeromapper, UAV Amphibi Gama V2, Rudal Pasopati Rocket Assisted Take-Off, drone Palapa S-1, dan Geospatial Artificial Intelligence (GEOAI) untuk bidang pertahanan dan keamanan.
UGM juga memaparkan beberapa inovasi di bidang lainnya seperti kesehatan, pangan, dan rekayasa digital untuk pendeteksian bencana.
(Foto Biro Humas Setjen Kemhan)