:
Oleh Yudi Rahmat, Jumat, 21 Oktober 2016 | 10:55 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 1K
Jakarta, InfoPublik - Gubernur Kalimantan Barat Cornelis menyatakan proses demokrasi Pilkada DKI Jakarta dikaitkan dengan isu suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Karena Pancasila sebagai perekat nilai-nilai perbedaan.
"Kalau menurut saya, masalah Pancasila ini adalah konsep yang terbaik di dunia untuk mengakomodir Indonesia ini yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa dari tujuh belas ribu pulau, bermacam-macam kebudayaan, bermacam agama, Pancasila inilah paling cocok," kata Cornelis saat berbincang dengan wartawan di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Jumat, (21/10) malam.
Menurut Cornelis, setiap orang tidak mempunyai hak untuk mencampuri dan mengintimidasi terhadap Agama lain. Apalagi merendahkan keimanan seseorang dalam bertuhan. Ia juga mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk terus menerapkan nilai-nilai Pancasila.
"Tapi jangan hanya dibibir, ya kita ini kan bertuhan, kita gak boleh mencampuri. Misal anda Islam ya itu agamamu-lah agamaku-lah, kita tak boleh mencampuri. Pancasila cocok dari beraneka ragam ini, ya begini kita disini kan berbagai macam suku, kalau ndak ada Pancasila mana bisa kita bisa datang begini. Saya bicara nyata aja ya," tuturnya.
Cornelis menegaskan, Indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum. Segala bentuk kehidupan dalam masyarakat harus sesuai dengan aturan hukum.
"Kita kan negara hukum rechtstaat bukan machtstaat, demokrasi pula. Kalau kita machtstaat lain cerita, kita berdemokrasi ada rechtstaat. Kita boleh berpendapat tapi kan ada aturannya," tutup Cornelis.