:
Oleh Yudi Rahmat, Rabu, 7 September 2016 | 21:52 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 1K
Jakarta, InfoPublik - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menginginkan penyelesaian permasalahan perumahan dinas dapat memenuhi kepentingan bersama antara TNI aktif dan purnawirawan.
“Mari kita carikan solusinya, carikan jalan keluar yang tepat, adil, dan beradab,” kata Gatot saat memimpin upacara Laporan Korps Kenaikan Pangkat 50 Perwira Tinggi (Pati) TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (7/9).
Ia mengatakan sorotan publik tentang masalah penanganan penertiban rumah dinas ataupun rumah jabatan keluarga besar TNI yang menimbulkan kegaduhan bahkan memunculkan sikap antipasti kepada TNI ini menjadi kurang elegan karena penanganannya sering kurang sejuk dan kurang familier.
Ia menilai pendekatan di lapangan terhadap penertiban perumahan keluarga purnawirawan masih kurang komunikatif, kurang menyentuh dan kurang mengedepankan sikap kekeluargaan, sehingga tidak jarang dalam setiap penertiban penghuni rumah dinas bagi purnawirawan selalu berujung penolakan bahkan bentrokan.
“Penolakan secara nyata ujung-ujungnya pasti citra TNI yang dipertaruhkan, karena dianggap tidak mampu menangani persoalan internal,” ujarnya.
Panglima TNI berharap jangan ada pepatah yang berlaku di keluarga besar TNI habis manis sepah dibuang, karena TNI aktif menutup mata dan telinga terhadap persoalan para purnawirawan, “Saya tidak ingin kita semua dianggap telah dibutakan dengan masalah-masalah seperti ini,” pungkasnya.
Gatot Nurmantyo juga berpesan kepada para Pati yang naik pangkat bahwa salah satu kriteria untuk mencapai pangkat Perwira Tinggi adalah adanya capaian keberhasilan melaksanakan tugas sehingga reputasi individu dan satuan dimana ia bertugas sungguh diakui dan layak diapresiasi dan dari situ kemudian mengalir penghargaan sekaligus kehormatan untuk menyandang pangkat lebih tinggi bagi para Perwira.
Disamping itu, pentingnya konsistensi diri, bahwa semakin tinggi pangkat yang didapat, pasti dituntut untuk lebih arif dalam bersikap dan bijaksana dalam pengambilan keputusan. “Integritas bagi seorang perwira sangat mudah diucapkan, namun pelaksanaannya tidak semudah membalik telapak tangan, semua memerlukan perjuangan dan konsistensi,” tegas Gatot.