Panglima TNI: Pesantren Mampu Mencetak Pemimpin Bangsa

:


Oleh Yudi Rahmat, Minggu, 3 April 2016 | 13:08 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 230


Jakarta, InfoPublik - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, pondok pesantren sebagai lembaga yang mampu mencetak dan mempersiapkan generasi muda yang agamais, berpengetahuan luas dan berwawasan kebangsaan serta calon pemimpin-pemimpin bangsa.

"Mari jadikan pondok pesantren bagian dari solusi masyarakat bangsa dan negara dalam menyelesaikan permasalahan dengan mengedepankan musyawarah dan mufakat, menjunjung tinggi kearifan lokal dan tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa," kata Gatot melalui siaran pers, Minggu (3/4).

Saat menghadiri Haul Syeikh Abdul Qadir Jaelani di Pondok Pesantren Qamarul Huda Bagu, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, kemarin, Panglima TNI menegaskan bahwa TNI lahir dari para santri dan ulama, yang berjuang merebut kemerdekaan, bahkan Jenderal Sudirman yang pertama menjadi PanglimaTKR (sekarang TNI) adalah seorang guru dari pondok pesantren di Jawa Tengah.

“Saya datang kesini untuk mengingatkan prajurit-prajurit saya, bahwa TNI tidak bisa berjuang sendiri dalam mengisi kemerdekaan.  Saat ini, tantangan bangsa Indonesia yang sangat luar biasa dan semakin sulit, maka tidak ada alternatif lain lagi yaitu solusi yang paling baik adalah kebersamaan antara TNI dan para ulama. Karena, apabila TNI dan ulama serta rakyat bersama-sama, merupakan inti dan pusat kekuatan bangsa Indonesia,” kata Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Menurut Jenderal TNI Gatot Nurmanyo, sistem pertahanan kita adalah sistem pertahanan rakyat semesta. Pada saat HUT TNI saya sampaikan bahwa TNI hanya bisa kuat dan profesional apabila bersama-sama dengan rakyat, dan pimpinan rakyat adalah para ulama.

“Inilah yang harus sama-sama kita pelihara terus, sehingga Soko Guru perjuangan kemerdekaan kita (ulama) yang telah berjuang bersama-sama dan kemudian bisa memelihara kemerdekaan hingga saat ini, termasuk penumpasan G 30 S/PKI pada waktu itu adalah para ulama yang paling depan,” tegasnya.

Lebih lanjut Panglima TNI mengingatkan, kita harus tetap waspada  terhadap pengaruh-pengaruh negatif yang dapat memecah belah umat, munculnya aliran-aliran sesat, aksi terorisme dan radikalisme yang dapat merusak citra agama Islam.

Menurutnya, pondok pesantren mempunyai  makna yang luar biasa untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.