348 Warga Liran Dapat Pengobatan di KRI Soeharso

:


Oleh Yudi Rahmat, Rabu, 17 Februari 2016 | 09:55 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 216


Jakarta, InfoPublik - Sebanyak 348 warga Pulau Liran, Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku, mendapat pelayanan pengobatan di atas KRI dr Soeharso-990, kemarin (12/2).

Menurut Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel Czi Berlin G, pengobatan yang dilaksanakan di dalam KRI Soeharso dengan Komandan Letkol (P) Ashari Alamsyah dikarenakan situasi medan yang kurang baik, sehingga masyarakat di evakuasi menggunakan perahu.

"Misi kemanusiaan dalam pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh TNI di pulau-pulau terluar Indonesia, seperti Pulau Lakor, Moa, Leti, Kisar, Wetar dan Liran, sebagai tindak lanjut perintah Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo beberapa waktu lalu, usai melakukan kunjungan ke sejumlah pulau terluar di bagian timur," ungkap Berlin, melalui rilisnya, Sabtu (13/2).

Kapuskes TNI Mayjen TNI dr Ben Yura Rimba, MARS selaku Komandan Satgas Bantuan Sosial (Dansatgas Bansos) pada saat pelayanan pengobatan di Pulau Liran mengatakan, TNI siap melaksanakan segala situasi yang ada dengan perencanaan yang demikian singkat, kesiapan terdadak ternyata kita mampu membuktikan, bagaimana sulit medannya dan bagaimana motivasi serta semangat jiwa juang dan solidaritas dari Prajurit TNI.

“Satgas Bansos TNI telah melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan di enam pulau terluar Indonesia yaitu Pulau Lakor, Moa, Leti, Kisar, Wetar dan terakhir di Pulau Liran,” ujarnya.

Ini membuktikan bahwa TNI mampu melaksanakan tugas dengan baik, serta bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa semua dapat berjalan dengan baik, tanggapan dari masyarakat juga baik, dan sampai saat ini seluruh personel dalam keadaan aman dan baik, ujar Dansatgas Bansos TNI.

Ben Yura Rimba juga mengakui adanya sejumlah kendala yang menjadi tantangan selama bertugas yakni medan dan cuaca dengan kondisi keterbatasan saluran internet yang tidak dapat akses.

Namun demikian, seberat apapun kendala ini bisa dilewati walaupun gelombang sampai dua meter tetap di tempuh dengan baik. Kendala yang berikutnya masalah personel, kemampuan kapal tidak ada masalah, yang dikhawatirkan pada saat itu adalah kalau sampai kehabisan obat-obatan, tapi berkat bekerja sama dengan Menteri Kesehatan, hal ini dapat teratasi.

Obat ternyata cukup, asumsi 1.500 pasien ternyata di bawah 1.000, sisa obat dikembalikan ke Puskemas setempat. Sistem koordinasi tim konsolidasi semua berjalan baik, sehingga operasi berjalan sempurna, katanya.