:
Oleh Astra Desita, Kamis, 14 Januari 2016 | 15:58 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 211
Jakarta, InfoPublik - Empat nelayan Indonesia diselamatkan dari rakit pada 13 Januari 2016, setelah delapan hari hanyut di perairan Laut Timor.
Penyelamatan nelayan tersebut dikoordinasikan oleh Otorita Keselamatan Maritim Australia (AMSA), dengan dukungan dari Angkatan Perbatasan Australia (ABF), Angkatan Pertahanan Australia dan kapal nelayan Australia.
Para nelayan telah menjalani pemeriksaan kesehatan dan dinyatakan sehat. Mereka akan direpatriasi ke pelabuhan asalnya, Kupang.
"Rakit tersebut awalnya terlihat oleh pesawat Dash 8 ABF pada Selasa malam, 12 Januari. Kemudian AMSA melakukan pengaturan agar pesawat ABF berikutnya memberikan ‘perlindungan udara’, tetap berada di udara sementara permintaan bantuan diajukan ke kapal nelayan Australia yang berada di dekatnya, AFV Exodus, untuk memberikan tanggapan dan menuju titik tersebut," tutur Manajer Umum SAR AMSA, John Young, melalui siaran pers Kedubes Australia di Jakarta, Kamis (14/1).
John Young mengatakan, Exodus menyelamatkan empat nelayan Indonesia pada pagi-pagi buta 13 Januari. Dukungan selanjutnya lalu diberikan dengan kedatangan kapal Angkatan Laut Australia, HMAS Maitland.
"Secara khusus saya mengucapkan terima kasih kepada nakhoda dan awak kapal AFV Exodus," katanya.

“Awak kapal AFV Exodus segera menghentikan operasi penangkapan ikan mereka untuk memberikan dukungan. Sumbangsih para pelaut pada upaya-upaya SAR seperti ini merupakan yang terbaik dalam tradisi maritim dan sangat penting dalam membantu AMSA untuk menyelamatkan jiwa di laut,” tutur Young.
Sementara Duta Besar Australia untuk Indonesia, Paul Grigson, berujar, “Ini merupakan contoh yang sangat baik operasi Australia sehari-hari serta kerja sama Pemerintah Australia dan Indonesia. Kerja sama dalam matra maritim antara kedua negara kita semakin meningkat.”
Kami berterimakasih kepada awak kapal nelayan Australia, Exodus, atas karya luhur mereka dalam membantu menyelamatkan jiwa para nelayan Indonesia di laut, ujar Dubes Grigson.