- Oleh MC PROV RIAU
- Kamis, 13 Maret 2025 | 12:59 WIB
: Penjual melayani pembeli kue kering khas lebaran di pusat Kota Lhokseumawe, Aceh, Sabtu (30/3/2024). Memasuki minggu ketiga Ramadhan, Penjualan berbagai jenis kue kering untuk kebutuhan Lebaran Idul Fitri 2024 mengalami peningkatan 60 persen yang dijual Rp50 ribu-140 ribu per kilogram, naik 20 persen dari harga biasanya dikarenakan naiknya harga bahan baku pembuatan kue. ANTARA FOTO/Rahmad/foc.
Oleh Eko Budiono, Sabtu, 15 Maret 2025 | 05:13 WIB - Redaktur: Untung S - 215
Jakarta, InfoPublik - Kementerian Sosial (Kemensos) melalui Sentra Terpadu Kartini Temanggung, Jawa Tengah, melatih belasan orang disabilitas membuat kue kering pada bulan Ramadan 1446 Hijriah/2025.
Hal itu disampaikan Instruktur Boga Sentra Terpadu Kartini Temanggung, Dela Febriola di Temanggung, Rabu (12/3/2025).
Dela mengatakan, kegiatan itu dalam rangka pelatihan vokasional bagi penerima manfaat di Sentra Terpadu Kartini Temanggung.
Menurut Dela, pelatihan itu diikuti penerima manfaat disabilitas intelektual dan rungu wicara.
"Kegiatan ini dalam rangka bulan puasa, kami memberikan pelatihan pembuatan kue kering dengan tujuannya nanti setelah dari sini mereka bisa membuat kue kering di rumah pada bulan Ramadhan. Ibaratnya mereka produktif nanti di bulan Ramadan," katanya.
Dela menyebutkan, mereka dilatih membuat tiga kue kering yaitu kue keju, nastar, dan sagu keju.
"Kalau dari anak-anak antusias sekali mengikuti pelatihan ini. Pertama kali mereka membuat kue kering diajari pada awalnya persiapan alat, persiapan bahan, habis itu mereka belajar menimbang bahan, mengolah, terus memanggang sampai pengemasan," katanya.
Menurut dia, tidak semua penerima manfaat bisa. Jadi ada sebagian tim bagian persiapan saja, ada bagian yang mengolah, ada yang memang bisa dari awal sampai akhir, disesuaikan dengan kemampuan penerima manfaat.
"Kendala kalau dia rungu wicara mungkin lebih ke bahasa isyaratnya, penjelasan memberikan penjabarannya. Kalau misalnya tuna intelektual tidak terlalu susah, karena masih bisa diajak berkomunikasi," katanya.
Ia menyampaikan pelatihan tiap anak semestinya enam bulan. Namun mengingat pelatihan ini fokus membuat kue kering pada bulan Ramadhan hanya sekitar dua mingguan karena pada minggu akhir mereka akan pulang ke rumah.
"Hasil dari karya ini kami sudah promosi untuk kantor-kantor dan sudah ada pesanan dari masyarakat kantor," katanya.
"Nanti untuk hasilnya akan diberikan tabungan ke penerima manfaat kami. Jadi tiap penerima manfaat ini setelah pulang mereka akan melihat tabungan dari vokasionalnya, tabungan disesuaikan dengan kemampuannya juga," katanya.