- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Senin, 18 November 2024 | 12:26 WIB
: Menteri PU Dody Hanggodo saat meninjau pembangunan Underpass Joglo di Kota Surakarta, Jawa Tengag/Foto : Biro Komunikasi Publik PU
Oleh Farizzy Adhy Rachman, Minggu, 17 November 2024 | 21:13 WIB - Redaktur: Untung S - 186
Surakarta, InfoPublik – Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengunjungi lokasi pembangunan Underpass Joglo di Kota Surakarta, Jawa Tengah, pada Sabtu (16/11/2024). Ia optimis Proyek Strategis Nasional (PSN) itu selesai tepat waktu.
Proyek itu, bertujuan untuk mengatasi kemacetan di kawasan Simpang Joglo, yang selama ini terganggu oleh perlintasan sebidang dengan rel kereta api dan pertemuan beberapa ruas jalan utama.
Proyek yang dikelola oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah-DI Yogyakarta, Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga, ini telah mencapai progres fisik 87 persen pada 15 November 2024. Menteri PU Dody optimis proyek ini akan selesai tepat waktu sesuai jadwal kontrak, yakni pada 20 Desember 2024.
“Kami optimis proyek ini selesai sesuai target dan akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat Surakarta. Ini tidak hanya soal kelancaran lalu lintas, tetapi juga berdampak pada ekonomi dan sosial,” ujar Menteri PU Dody dalam keterangan pers yang diterima InfoPublik pada Minggu (17/11/2024).
Proyek Underpass Joglo dimulai pada November 2023 dengan anggaran sebesar Rp284,7 miliar yang bersumber dari APBN. Underpass ini memiliki panjang total 1.025 meter, termasuk struktur underpass sepanjang 450 meter dan lebar 18,3 meter. Proyek ini menghubungkan tujuh ruas jalan strategis, antara lain Jalan Sumpah Pemuda, Jalan Kolonel Sugiono, Jalan Tendean, dan Jalan Solo-Purwodadi.
Kepala BBPJN Jawa Tengah-DIY, Khusairi, menjelaskan bahwa proyek ini memberikan dampak signifikan terhadap efisiensi waktu dan biaya. "Waktu tempuh kendaraan yang sebelumnya 5,12 menit akan berkurang menjadi hanya 0,6 menit, menghemat waktu hingga 89 persen. Kecepatan kendaraan juga meningkat dari 15 km/jam menjadi 50 km/jam, yang menghemat biaya operasional kendaraan hingga Rp3,27 juta per jam," jelasnya.
Proyek itu menggunakan metode konstruksi diaphragm wall untuk mengatasi rembesan air tanah, serta secant pile dan T-beam di bawah jalur kereta api untuk memastikan stabilitas. Selain itu, underpass ini akan dilengkapi dengan ruang terbuka hijau, penanaman 300 pohon, serta ornamen dinding bertema "Kembang Edi Peni" yang merepresentasikan budaya Solo melalui motif batik.
Menteri PU Dody berharap pembangunan Underpass Joglo tidak hanya akan melancarkan arus lalu lintas tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar. "Simpang Joglo akan menjadi jalur utama, dampaknya pasti terasa, bahkan warung nasi liwet di sekitar sini akan lebih ramai," tambah Dody.
Dalam tinjauan itu, Menteri PU Dody didampingi oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga, Rachman Arief Dienaputra, Kepala BBPJN Jawa Tengah-DIY, Khusairi, dan Kepala BBWS Bengawan Solo, Maryadi Utama. Proyek ini diharapkan menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi kemacetan di Surakarta dan simbol modernisasi infrastruktur yang tetap memegang teguh nilai budaya lokal.