- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Jumat, 15 November 2024 | 13:28 WIB
: Kunjungan 12 negara anggota IMO ke Bali Maritime Tourism Hub dan Pelabuhan Sanur untuk meninjau implementasi Maritime Single Window (MSW) di Indonesia. Foto : Kemenhub
Oleh Dian Thenniarti, Jumat, 15 November 2024 | 08:39 WIB - Redaktur: Untung S - 117
Jakarta, InfoPublik – Sebanyak 12 negara anggota International Maritime Organization (IMO) melakukan kunjungan langsung (site visit) ke Bali Maritime Tourism Hub dan Pelabuhan Sanur. Kunjungan itu merupakan bagian dari kegiatan benchmarking untuk menilai implementasi Maritime Single Window (MSW) di Indonesia.
Site visit itu berlangsung pada hari kedua Workshop Maritime Single Window 2024, yang diadakan oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut pada 12 hingga 14 November 2024.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Benoa, Capt. Herbert Elisa P. Marpaung, menjelaskan, "Kami mengajak para delegasi untuk dapat bertukar pikiran serta melihat lebih dekat sistem digitalisasi pelabuhan-pelabuhan utama di Bali, yang bertujuan untuk menyederhanakan dan mempercepat proses administrasi pelabuhan, mulai dari perizinan kapal hingga pengurusan dokumen-dokumen penting lainnya," seperti yang dikutip InfoPublik pada Jumat (15/11/2024).
Pelabuhan Benoa dan Inovasi Digital
Sebagai destinasi pertama, delegasi mengunjungi kantor PT Pelindo Regional 3 Sub Regional Bali-Nusa Tenggara. Di sini, mereka melihat bagaimana Pelabuhan Benoa melayani berbagai jenis kapal, baik kapal niaga maupun kapal pesiar. Mereka juga mempelajari penerapan sistem Maritime Single Window yang sudah diterapkan pada pelabuhan ini.
"Penerapan Maritime Single Window memerlukan komitmen dan kerja sama solid antara pemerintah sebagai regulator serta stakeholder lainnya, seperti operator pelabuhan (Pelindo), perusahaan pelayaran, dan pelaku usaha logistik," ujar Herbert.
Kerja sama itu menjadi penting guna memastikan integrasi sistem yang baik, yang memungkinkan adaptasi lebih cepat melalui infrastruktur teknologi dan penyiapan sumber daya manusia yang terampil.
Pelabuhan Benoa juga telah mengimplementasikan National Logistic Ecosystem (NLE) sesuai dengan Instruksi Presiden No.5 Tahun 2020, guna memperbaiki iklim investasi dan meningkatkan daya saing perekonomian nasional.
Peningkatan Layanan di Bali Maritime Tourism Hub
Para delegasi kemudian mengunjungi Bali Maritime Tourism Hub (BMTH), yang merupakan Proyek Strategis Nasional untuk pengembangan Pelabuhan Benoa sebagai pusat wisata bahari. "Benoa telah puluhan tahun melayani kapal pesiar wisata mewah dan yacht. Pelabuhan ini menjadi destinasi utama wisatawan baik domestik maupun mancanegara," kata Herbert.
BMTH diharapkan dapat memberi nilai tambah sektor pariwisata laut di Bali, memberikan kemudahan bagi wisatawan yang ingin menikmati atraksi wisata bahari maupun keberangkatan kapal pesiar.
Selanjutnya, delegasi melakukan kunjungan ke Pelabuhan Sanur, yang dirancang sebagai titik konektivitas utama kawasan segitiga emas Bali: Sanur, Nusa Penida, dan Nusa Lembongan. Pelabuhan ini sangat populer di kalangan wisatawan yang ingin mengunjungi tempat wisata air di Nusa Penida dan Nusa Lembongan.
"Pelabuhan Sanur memanfaatkan teknologi untuk mempermudah akses dan meningkatkan keamanan penumpang, terutama turis yang menuju destinasi wisata populer," tambah Herbert.
Apresiasi dari Delegasi Internasional
Delegasi dari Ethiopian Maritime Authority, Captain Getinet Abay Gebru, menyampaikan apresiasi terhadap pengelolaan Pelabuhan Benoa, yang dinilai sangat efisien dalam mengatur waktu keberangkatan kapal untuk mengoptimalkan embarkasi dan debarkasi penumpang.
Sementara itu, delegasi dari Maritime Authority APMF Madagaskar, Mirana Dimbisoa Louisia, mengapresiasi Indonesia atas komitmennya dalam menerapkan standar IMO dan menjadikan Maritime Single Window bagian integral dari modernisasi pelabuhan.
"Melalui benchmarking ini, kami berharap Indonesia dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam mengadopsi teknologi serupa untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing sektor maritim secara global," tutup Mirana.