Indonesia Sambut Investasi Tekstil Taiwan, Fokus pada Energi Hijau dan ESG Compliance

: Foto: Humas Ekon


Oleh Isma, Sabtu, 2 November 2024 | 03:03 WIB - Redaktur: Untung S - 180


Jakarta, InfoPublik – Pemerintah Indonesia terus memperkuat kerja sama ekonomi internasional untuk menggerakkan perekonomian nasional, khususnya dengan mengundang investasi di sektor-sektor strategis seperti industri tekstil. Di tengah berbagai tantangan global, Indonesia tetap menjadi tujuan menarik bagi para investor, termasuk investor dari Taiwan yang menyatakan minatnya untuk memperluas bisnis di Tanah Air.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa Asosiasi Tekstil Taiwan (Taiwan Textile Federation) telah mengungkapkan minat investasi mereka dalam pertemuan dengan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (1/11/2024).

"Asosiasi Tekstil Taiwan datang dan mereka menyatakan keinginan untuk investasi di Indonesia karena beberapa dari mereka sudah memiliki pengalaman investasi di sini," ujar Menko Airlangga.

Dalam pertemuan tersebut, diskusi berfokus pada sejumlah isu strategis, termasuk lokasi industri, kepatuhan terhadap standar ESG (Environmental, Social, Governance), dan penerapan energi hijau yang mendukung operasional pabrik tekstil. Para perwakilan dari Formosa Taiwan, salah satu perusahaan tekstil besar, mengungkapkan pandangan mereka tentang prospek industri tekstil Indonesia di pasar global, yang dinilai menjanjikan dan layak untuk dijadikan basis produksi baru.

Menko Airlangga menyambut baik keinginan investor untuk berinvestasi di sektor tekstil yang memiliki rantai pasok besar di Indonesia. Ia juga mendorong agar produsen tekstil lokal turut dilibatkan dalam rantai pasok perusahaan-perusahaan tekstil Taiwan yang beroperasi di Indonesia. “Kami berharap dengan masuknya investasi ini, ada peluang bagi produsen tekstil lokal untuk terlibat dalam rantai pasok dan berkolaborasi dengan industri tekstil Taiwan,” ujar Airlangga.

Selain fokus pada aspek produksi ramah lingkungan, Menko Airlangga juga menyinggung kerja sama ekonomi yang sedang dikembangkan melalui Comprehensive and Progressive Agreement to Trans Pacific Partnership (CPTPP) dan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). Kerja sama ini akan memberikan keuntungan tarif masuk nol untuk produk ekspor Indonesia, yang diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat produksi tekstil berorientasi ekspor.

“Kehadiran CPTPP dan IEU-CEPA membuka pasar dengan biaya masuk nol, sehingga ini menjadi peluang besar bagi industri tekstil di Indonesia untuk mengembangkan ekspor ke pasar internasional,” tambah Menko Airlangga.

Situasi politik yang stabil di Indonesia menjadi daya tarik tersendiri bagi investor, terutama dengan adanya gejolak politik di negara-negara seperti Bangladesh dan tren proteksionisme global yang menghambat ekspansi industri di beberapa negara. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai pilihan strategis bagi industri tekstil Taiwan yang ingin menjangkau pasar internasional dari Asia Tenggara.

Menurut Menko Airlangga, perusahaan-perusahaan tekstil Taiwan di Indonesia telah menunjukkan minat untuk berekspansi dan memperkuat daya saing dengan menerapkan standar energi hijau, yang menjadi tuntutan dalam industri tekstil high-end. Indonesia dikenal sebagai pusat industri tekstil berbasis polyester dan rayon yang kompetitif, didukung oleh energi hijau yang meliputi sumber gas, hidro, dan solar floating yang tersebar di wilayah seperti Jawa Barat.

“Sekarang industri tekstil yang high-end semuanya meminta kepatuhan ESG, di mana energi hijau menjadi persyaratan utama. Energi hijau di Indonesia tersedia dari berbagai sumber, seperti gas, hydro, dan solar floating yang telah ada di Jawa Barat,” kata Menko Airlangga. Ia menambahkan, langkah ini merupakan komitmen pemerintah untuk mendukung keberlanjutan industri di tengah tuntutan global akan produksi yang ramah lingkungan.

Pemerintah Indonesia optimistis bahwa dengan dukungan penuh terhadap investasi berkelanjutan, Indonesia dapat memperkuat daya saing industri tekstilnya di kancah global. Selain menciptakan lapangan kerja, kehadiran industri tekstil hijau diharapkan membawa dampak positif bagi perekonomian Indonesia dan mendorong lebih banyak perusahaan asing untuk berinvestasi.

Pertemuan dengan Taiwan Textile Federation dan API ini menjadi langkah konkret dalam memperkuat sektor tekstil Indonesia. Dengan adanya keterbukaan pasar melalui CPTPP dan IEU-CEPA, serta komitmen terhadap energi hijau dan ESG compliance, Indonesia siap menjadi pusat industri tekstil berkelanjutan yang dapat bersaing di pasar internasional.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC PROV ACEH
  • Sabtu, 16 November 2024 | 21:24 WIB
Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya Terharu Bisa Kunjungi Aceh Besar
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Jumat, 15 November 2024 | 13:28 WIB
Menaker Apresiasi Komitmen Huawei Kembangkan Talenta Digital dan Tenaga Kerja Lokal
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Jumat, 15 November 2024 | 11:28 WIB
Presiden Prabowo Kunjungi Istana Pemerintahan Peru, Bertemu Presiden Boluarte
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Jumat, 15 November 2024 | 10:51 WIB
Presiden Prabowo dan PM Australia Bahas Peningkatan Kerja Sama Strategis di Lima Peru
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 15 November 2024 | 05:12 WIB
Mendag RI Dorong Kerja Sama Konstruktif Indonesia-Hongkong di Sektor Ekspor
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Rabu, 13 November 2024 | 09:17 WIB
Menaker Yassierli Ajak Dunia Usaha Perkuat SDM untuk Hadapi Tantangan Global