OJK Dorong Literasi Keuangan Syariah di Kalangan Santri untuk Tingkatkan Kesejahteraan

: Foto: Humas OJK


Oleh Isma, Rabu, 23 Oktober 2024 | 13:56 WIB - Redaktur: Untung S - 90


Jakarta, InfoPublik – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama seluruh pemangku kepentingan terus mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah, khususnya di kalangan santri di Provinsi Kalimantan Tengah. Pada Selasa (22/10/2024), OJK menggelar Edukasi Keuangan Hari Santri bertema "Akses Keuangan Inklusif, Wujudkan Masyarakat Produktif" sebagai bagian dari puncak acara Bulan Inklusi Keuangan (BIK) Provinsi Kalimantan Tengah 2024.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK, Agusman, yang menyampaikan pentingnya edukasi keuangan di pesantren.

Agusman mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi OJK Tahun 2024, indeks literasi keuangan mencapai 65,43 persen dan indeks inklusi keuangan 75,02 persen. Meski akses ke layanan keuangan formal semakin luas, masih banyak masyarakat yang kurang memahami produk dan jasa keuangan.

“Oleh karena itu, penting untuk memasukkan pendidikan keuangan dalam kurikulum pesantren. Santri harus diperkenalkan dengan berbagai produk keuangan, khususnya berbasis syariah, agar dapat berkontribusi pada kemajuan ekonomi,” ujar Agusman di Palangkaraya, Selasa (22/10/2024).

Agusman menekankan pentingnya kolaborasi antara regulator, lembaga jasa keuangan, dan pondok pesantren untuk meningkatkan pemahaman keuangan masyarakat, terutama di kalangan santri. Berdasarkan data, indeks literasi keuangan syariah di Indonesia baru mencapai 39,11 persen, sementara indeks inklusi keuangan syariah berada di 12,88 persen.

“Seluruh elemen masyarakat perlu bekerja lebih keras untuk memahami dan mengaplikasikan prinsip-prinsip syariah dalam kehidupan sehari-hari,” tambahnya.

Inisiatif OJK untuk Peningkatan Literasi Keuangan Syariah

OJK juga meluncurkan berbagai program inisiatif untuk mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah, seperti:

  • Program Santri Cakap Literasi Keuangan Syariah (Sakinah)
  • Ekosistem Pesantren Inklusif Keuangan Syariah (EPIKS)
  • Program Indonesia Syariah Finansial Olympiad
  • Forum Edukasi dan Temu Bisnis Keuangan Syariah (FEBIS)

Dalam kesempatan tersebut, Pj Wali Kota Palangka Raya, Hera Nugrahayu, menyampaikan apresiasi kepada OJK atas terselenggaranya edukasi keuangan bagi santri. Ia berharap kegiatan ini dapat berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat Palangka Raya.

“Dengan adanya kegiatan ini, kami berharap masyarakat, khususnya santri, dapat lebih mudah mengakses produk layanan keuangan untuk meningkatkan kapasitas usaha dan kesejahteraan,” ujar Hera.

Program Strategis Literasi dan Inklusi Keuangan di Kalimantan Tengah

Kegiatan ini juga menjadi ajang peluncuran beberapa program strategis, seperti:

  • Penyerahan produk keuangan syariah secara simbolis kepada dua perwakilan Pondok Pesantren di Palangka Raya oleh PT Bank Syariah Indonesia Cabang Palangka Raya dan PT Pegadaian Syariah Cabang Palangka Raya dalam rangka implementasi program Ekosistem Pesantren Inklusif Keuangan Syariah (EPIKS).
  • Komitmen bersama Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN) oleh Lembaga Jasa Keuangan di Kalimantan Tengah.
  • Pengumuman pemenang Lomba Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2024.

Selain itu, terdapat sesi edukasi mengenai keuangan syariah dan waspada investasi serta pinjaman online ilegal yang dihadiri oleh 550 santri secara langsung dan 500 santri secara daring dari 14 pondok pesantren di Kalimantan Tengah.

Capaian Literasi dan Inklusi Keuangan di Kalimantan Tengah

Selama Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2024 sejak awal September hingga 18 Oktober 2024, OJK bersama para pemangku kepentingan telah melaksanakan 15 kegiatan di Kalimantan Tengah. Kegiatan tersebut mencakup edukasi keuangan, lomba, dan bazar UMKM dengan jumlah peserta mencapai 12.133 orang.

Dari kegiatan tersebut, tercatat penambahan 24.255 rekening dengan nominal sebesar Rp1,78 triliun di sektor perbankan, penambahan 52.001 rekening dengan nominal Rp543,96 miliar di sektor Industri Keuangan Non Bank (IKNB), serta 140 Single Investor Identification (SID) baru, dan business matching dengan transaksi UMKM sebesar Rp597 juta.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC PROV RIAU
  • Senin, 21 Oktober 2024 | 17:04 WIB
Asisten II Riau: Inklusi Keuangan Kunci Pemerataan Ekonomi Masyarakat
  • Oleh MC KAB BANGGAI
  • Senin, 30 Oktober 2023 | 06:56 WIB
Pertama Digelar di Luar Ibukota Provinsi, Banggai Jadi Tuan Rumah BIK 2023