- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Sabtu, 21 Desember 2024 | 08:20 WIB
: Dirjen PEN Kemendag, Mardyanan menyaksikan secara langsung penandatanganan kesepakatan kerja sama antara Kisai Entertainment, perusahaan produksi webtoon (komik digital) berbasis di Indonesia dengan YLAB Academy yang berbasis di Korea Selatan/ foto: Humas Kemendag
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Selasa, 15 Oktober 2024 | 18:13 WIB - Redaktur: Untung S - 241
Jakarta, InfoPublik– Misi bisnis Korea Selatan ke Indonesia telah mencatatkan total kesepakatan dagang dan investasi senilai USD296,10 juta, atau setara Rp4,64 triliun, selama empat hari penyelenggaraan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-39 yang berlangsung pada 9—12 Oktober 2024.
Kesepakatan tersebut mencakup pembelian produk makanan dan minuman, rempah-rempah, jasa kesehatan, pelet kayu, produk kimia, produk kosmetik original equipment manufacturer (OEM), makanan laut beku, kelapa sawit, batu bara, sabun, hingga investasi di Indonesia.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul, Atase Perdagangan di Seoul, Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Busan, dan Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) Seoul telah memfasilitasi partisipasi 37 pelaku usaha Korea Selatan dalam TEI ke-39 pada 2024 ini. Berbagai kegiatan berjejaring juga diselenggarakan KBRI Seoul untuk para peserta misi bisnis dari Korea Selatan.
“KBRI Seoul berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama pelaku usaha kedua negara sejalan dengan implementasi Indonesia–Korea Comprehensive Economic Partnership (IK—CEPA) sejak 1 Januari 2023. Berbagai kesepakatan kerja sama bisnis Indonesia dan Korea Selatan di TEI ke-39 ini berpotensi mendorong arus ekspor produk Indonesia ke Korea Selatan, khususnya sektor nonmigas; serta mendorong arus investasi Korea Selatan ke Indonesia,” ujar Kuasa Usaha Ad-Interim KBRI Seoul, Zelda Wulan Kartika berdasarkan siaran pers Kemdnag yang diterima pada Selasa (15/10/2024).
Zelda menambahkan, ekspor nonmigas Indonesia ke Korea Selatan tumbuh sebesar 14,21 persen dalam lima tahun terakhir (2019—2023). Ia harap, nilai ekspor tersebut terus meningkat seiring berlakunya IK—CEPA.
Atase Perdagangan Seoul Eko Prilianto Sudradjat mengatakan, saat pembukaan TEI ke-39 pada 9 Oktober 2024, terjalin 12 kesepakatan dagang dan investasi dengan total sekitar USD 286 juta oleh pengusaha kedua negara. Kemudian, pada hari kedua pelaksanaan TEI, (10/10) saat kegiatan penjajakan kerja sama (business matching) yang diselenggarakan KBRI Seoul, ditandatangani nota kesepahaman (MoU) pembelian jahe merah senilai USD100 ribu. Lalu, pada hari ketiga pelaksanaan TEI (11/10), ditandatangani kerja sama di bidang pengembangan bakat di industri komik dan kartun web (webtoon) melalui kerangka investasi sebesar USD10 juta.
Selain itu, salah satu perusahaan Korea, yaitu Inko Trading, dianugerahi Primaduta Award dalam kategori importir produk halal dan modest fashion dari total 30 pelaku usaha penerima penghargaan.
Eko mengatakan, sejumlah kegiatan berjejaring yang digelar perwakilan RI di Korea Selatan meliputi penjajakan kesepakatan business-to-business (B2B Matching) bersama Direktorat Asia Timur Kementerian Luar Negeri RI, Direktorat Pengembangan Pasar Dan Informasi Ekspor Kemendag, dan Direktorat Pengembangan Ekspor Produk Primer Kemendag pada 10 Oktober 2024.
Acara yang dihadiri sekitar 100 peserta dari kedua negara bertujuan mendorong perdagangan produk Indonesia, khususnya mengenalkan potensi produk pertanian Indonesia. Delegasi misi bisnis dari Korea Selatan juga berkunjung ke industri pengolahan produk pertanian multinasional, yaitu PT Sewu Segar Nusantara, serta mengikuti business luncheon bersama perbankan nasional yaitu Bank Mandiri.
Atase Perdagangan di Seoul dan ITPC Busan juga turut aktif dalam kegiatan konseling bisnis yang diselenggarakan Kemendag bagi para pelaku usaha Indonesia, termasuk usaha kecil dan menengah (UKM), yang berminat menembus pasar Korea. Dalam kegiatan ini, perwakilan perdagangan RI di Korea memberikan informasi mengenai akses pasar ke Korea dan penerapan kebijakan impor di Korea. Atase Perdagangan di Seoul bersama Direktorat Perundingan Jasa Kemendag juga menyelenggarakan seminar perdagangan dengan tema pengembangan perdagangan jasa kreatif memanfaatkan perjanjian Indonesia-Korea CEPA.