- Oleh Putri
- Senin, 7 Oktober 2024 | 20:55 WIB
: Deputi Bidang Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini/Foto: Tangkapan Layar Youtube BPS
Jakarta, InfoPublik – Nilai ekspor Indonesia pada Agustus 2024 mencatatkan kenaikan sebesar 5,97 persen menjadi US$23,56 miliar dibanding ekspor pada Juli 2024. Jika dibandingkan dengan Agustus 2023, nilai ekspor mengalami peningkatan 7,13 persen, menandakan tren positif di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Deputi Bidang Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismartini, menjelaskan bahwa ekspor nonmigas pada Agustus 2024 mencapai US$22,36 miliar, naik signifikan sebesar 7,43 persen dibandingkan Juli 2024, dan naik 8,14 persen dibandingkan Agustus 2023. “Sebagian besar komoditas nonmigas mengalami peningkatan, dengan peningkatan terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewani/nabati yang naik US$470,8 juta atau 24,50 persen,” kata Pudji dalam konferensi pers yang diadakan pada Selasa (17/9/2024).
Komoditas lemak dan minyak hewani/nabati mencatatkan lonjakan ekspor yang signifikan, menjadi penyumbang terbesar dalam peningkatan ekspor nonmigas pada Agustus 2024. Sebaliknya, sektor logam mulia dan perhiasan/permata mengalami penurunan sebesar US$93,7 juta atau 11,88 persen.
Dalam periode Januari hingga Agustus 2024, ekspor nonmigas dari industri pengolahan naik 2,05 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023. Sementara itu, ekspor sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mencatatkan peningkatan signifikan sebesar 14,54 persen. Di sisi lain, ekspor dari sektor pertambangan dan lainnya mengalami penurunan sebesar 10,62 persen.
“Ekspor dari sektor industri pengolahan masih mendominasi, namun penurunan di sektor pertambangan menjadi tantangan yang perlu diatasi,” tambah Pudji.
Negara tujuan ekspor nonmigas terbesar Indonesia pada Agustus 2024 adalah Tiongkok, dengan nilai mencapai US$5,33 miliar. Disusul oleh Amerika Serikat dengan nilai US$2,61 miliar, dan Jepang sebesar US$1,80 miliar. Ketiga negara ini berkontribusi sebesar 43,55 persen terhadap total ekspor nonmigas Indonesia pada Agustus 2024.
Ekspor ke kawasan ASEAN mencapai US$4,12 miliar, sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) tercatat sebesar US$1,54 miliar.
Menurut provinsi asal barang, ekspor terbesar Indonesia pada periode Januari hingga Agustus 2024 berasal dari Provinsi Jawa Barat dengan nilai mencapai US$24,85 miliar atau 14,54 persen dari total ekspor nasional. Diikuti oleh Jawa Timur dengan nilai US$16,90 miliar (9,89 persen) dan Kalimantan Timur sebesar US$16,73 miliar (9,79 persen).
Meski terjadi peningkatan pada Agustus 2024, secara kumulatif nilai ekspor Indonesia dari Januari hingga Agustus 2024 mencapai US$170,89 miliar, yang mengalami penurunan sebesar 0,35 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Nilai ekspor nonmigas dalam periode yang sama juga turun sebesar 0,46 persen menjadi US$160,36 miliar.
“Penurunan ini sejalan dengan tren global, namun kami tetap optimis dengan adanya perbaikan pada sektor-sektor tertentu, terutama pertanian dan industri pengolahan,” ujar Pudji.