- Oleh Eko Budiono
- Minggu, 15 Desember 2024 | 17:02 WIB
: Deputi Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, (Kemenko Marves) RI,, Pemerintah Indonesia terus meningkatkan upaya pengurangan polusi udara dengan memanfaatkan sumber daya ramah lingkungan. Foto. Humas Kemenko Maarves RI.
Oleh Fatkhurrohim, Jumat, 6 September 2024 | 15:01 WIB - Redaktur: Untung S - 303
Jakarta, InfoPublik – Pemerintah Indonesia terus meningkatkan upaya pengurangan polusi udara dengan mengadopsi sumber daya ramah lingkungan. Salah satu langkah strategis yang ditempuh adalah memperluas penggunaan transportasi umum berbasis listrik serta mendorong konversi sampah menjadi energi untuk mengatasi polusi udara di perkotaan.
Deputi Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Rachmat Kaimuddin, menyampaikan hal tersebut dalam sesi pleno bertajuk Transformative Solutions for Urban Air Quality and Waste Management pada ajang Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta Convention Center, Jumat (6/9/2024).
Menurut Rachmat, polusi udara di kota-kota besar seperti Jakarta sebagian besar disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), dan praktik pembakaran terbuka. "Untuk mengurangi polusi udara, diperlukan koordinasi lintas sektor serta penelitian lebih lanjut guna menemukan solusi yang hemat biaya dan efektif," ungkapnya.
Salah satu langkah konkret yang telah diambil pemerintah adalah memperluas penggunaan bus listrik (EV). Hingga kini, TransJakarta telah mengoperasikan 100 unit bus listrik, dengan target penambahan 200 unit lagi sebelum akhir 2024.
“Kami berkomitmen untuk menggunakan 100 persen bus listrik dalam pengadaan bus baru. Selain itu, pemerintah sedang mengevaluasi penerapan Zona Emisi Rendah (Low Emission Zone/LEZ) di lebih banyak area untuk mengurangi polusi kendaraan,” jelas Deputi Rachmat.
Rachmat juga menyoroti bahwa kualitas bahan bakar di Indonesia saat ini belum memenuhi standar Euro. Namun, pemerintah berencana memperkenalkan biodiesel yang lebih bersih pada kuartal IV 2024, serta bahan bakar yang lebih ramah lingkungan pada kuartal I 2025 di beberapa wilayah.
Selain itu, pemerintah fokus pada proyek konversi sampah menjadi energi sebagai solusi untuk mengurangi praktik pembakaran terbuka yang kerap menjadi sumber utama polusi udara. Hingga saat ini, dua proyek konversi sampah telah rampung, dan sepuluh proyek lainnya sedang dalam proses penyelesaian.
"Inisiatif ini diharapkan dapat mengurangi pembakaran sampah di pusat pemrosesan dan secara signifikan memperbaiki kualitas udara di wilayah perkotaan," tambahnya.
Untuk mendukung upaya-upaya tersebut, pemerintah memperluas jaringan sensor kualitas udara guna memantau dan mengukur tingkat polusi secara lebih akurat. "Pemantauan yang lebih baik akan membantu memahami sumber polusi dan mengevaluasi dampak dari setiap tindakan yang diambil," tutup Rachmat.
Dengan upaya-upaya ini, pemerintah Indonesia berharap dapat memperbaiki kualitas udara di perkotaan dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan bagi masyarakat.