PUPR Selesaikan Jembatan Pandansimo untuk Tingkatkan Konektivitas dan Pariwisata di Yogyakarta

: Jembatan Pandasimo di Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang tengah dibangun oleh Ditjen Bina Marga PUPR/Foto : Biro Komunikasi Publik PUPR


Oleh Farizzy Adhy Rachman, Rabu, 31 Juli 2024 | 13:28 WIB - Redaktur: Untung S - 250


Jakarta, InfoPublik – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sedang menyelesaikan pembangunan Jembatan Pandansimo di Kabupaten Bantul. Proyek itu bertujuan untuk meningkatkan konektivitas Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) atau Jalan Pantai Selatan (Pansela) di Provinsi Daerah Istimewa (D.I) Yogyakarta.

Dengan peningkatan konektivitas Jalan Pantai Selatan itu, diharapkan jalur tersebut dapat menjadi rute wisata wilayah pesisir pantai selatan serta memperlancar konektivitas di Pulau Jawa bagian selatan. Selain itu, proyek itu juga bertujuan untuk mengurangi beban lalu lintas di Jalan Pantai Utara (Pantura) Jawa.

“Kita terus promosikan jalur Pansela Jawa, supaya orang tertarik lewat selatan. Karena tidak hanya jalannya yang bagus, namun juga memiliki pemandangan yang indah (panoramic road) dan terdapat banyak objek wisata,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan pers yang diterima InfoPublik pada Rabu (31/7/2024).

Pembangunan Jembatan Pandansimo dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga PUPR melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jateng-DIY dengan anggaran APBN senilai Rp814 miliar. Pekerjaan konstruksi jembatan telah mencapai 53 persen dan ditargetkan selesai pada akhir 2024.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.4 Provinsi D.I Yogyakarta, BBPJN Jateng-DIY, Setiawan Wibowo, menjelaskan bahwa Jembatan Pandansimo memiliki bentang utama sepanjang 675 meter dengan total penanganan 1.900 meter.

Konstruksi jembatan dilengkapi dengan teknologi Lead Rubber Bearing (LRB) untuk melindungi dan mereduksi struktur utama jembatan dari potensi bencana gempa bumi. Jembatan ini berada di atas tanah dengan struktur berpasir dan muka air tanah dangkal, tidak jauh dari sumber gempa Sesar Opak dengan radius kurang dari 10 kilometer.

“Teknologi LRB dapat meningkatkan ketahanan struktur terhadap gempa. LRB memiliki sifat elastis sehingga memungkinkan struktur bawah untuk bergerak atau bergeser jika terjadi gempa dan kemudian kembali ke posisi semula saat gempa berakhir. Teknologi ini juga berfungsi mencegah kerusakan serius pada struktur jembatan,” ujar Setiawan.

Selain itu, konstruksi Jembatan Pandansimo juga menggunakan Corrugated Steel Plate (CSP) yang belum banyak digunakan pada jembatan di Indonesia. Penggunaan CSP diharapkan dapat membuat struktur jembatan lebih ringan namun kuat serta cepat dalam pemasangan, sehingga lebih efektif dan efisien dari segi biaya dan waktu.

Jembatan Pandansimo akan dipercantik dengan ornamen kearifan lokal berupa ikon Gunungan dengan interpretasi Sulur Keris dan Batik Nitik sebagai gerbang penanda mandala terciptanya ruang budaya. Selain itu, terdapat Gapura Joglo sebagai penanda titik masuk atau keluar jembatan.

Jembatan Pandansimo membentang di atas Sungai Progo dan menghubungkan Jalan Pantai Selatan ruas Congot – Ngremang (Kabupaten Kulon Progo) dengan ruas Pandansimo – Samas (Kabupaten Bantul).

Kehadiran Jembatan Pandansimo diharapkan dapat meningkatkan konektivitas Jalur Selatan Jawa, dimana sebagian besar jalannya berada di dekat Pantai Selatan sehingga potensial menjadi jalur pariwisata di Yogyakarta.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Untung Sutomo
  • Senin, 9 September 2024 | 17:08 WIB
Presiden Jokowi Resmikan Empat Ruas Jalan Tol Sigli-Banda Aceh di Aceh
  • Oleh Dian Thenniarti
  • Jumat, 6 September 2024 | 21:45 WIB
Pentingnya Sinergi dan Kolaborasi untuk Membangun Transportasi Indonesia
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Jumat, 6 September 2024 | 14:45 WIB
Kementerian PUPR Bangun Tiga Rusun di Papua Barat Daya untuk ASN dan TNI AL