- Oleh Wahyu Sudoyo
- Selasa, 2 April 2024 | 22:46 WIB
: Direktorat Pengkajian Sosial Budaya dan Demografi Kedeputian Pengkajian Lemhannas RI Gelar Focus Group Discussion (FGD)
Oleh Fatkhurrohim, Kamis, 21 Maret 2024 | 22:21 WIB - Redaktur: Untung S - 218
Mataram, InfoPublik – Indonesia dengan bonus demografi memiliki potensi besar untuk memanfaatkan momentum strategis dalam memperkuat ketahanan sosial budayanya, menghadapi masa depan dan tantangan global yang kompleks.
Bonus demografi merupakan fenomena yang melibatkan peningkatan proporsi populasi usia produktif dalam suatu negara. Dengan demikian, optimalisasi angkatan kerja menjadi krusial dalam mengarahkan bonus demografi menuju pembangunan yang berkelanjutan.
Beberapa hal tersebut terungkap dalam Focus Group Discussion (FGD) "Optimalisasi Angkatan Kerja Guna Pemanfaatan Bonus Demografi dalam Rangka Memperkuat Ketahanan Sosial Budaya" bertempat di ruang Presisi Polda Nusa Tenggara Barat (NTB).
FGD yang digelar oleh Direktorat Pengkajian Sosial Budaya dan Demografi Kedeputian Pengkajian Lemhannas RI selama dua hari yakni pada 20–21 Maret 2024, dipimpin langsung oleh Deputi Pengkajian Strategik Reni Mayerni dan dipandu oleh Tenaga Profesional Bidang Sosial Budaya Lemhannas RI Dadang Solihin.
Dalam kesempatan tersebut, Reni Mayerni, menyampaiakan pekerja Migran Indonesia memberikan kontribusi besar bagi kehidupan pekerja migran dan perekonomian Indonesia, termasuk penyumbang devisa bagi negara.
Hal tersebut juga dapat diartikan bahwa masih terdapat tantangan dan perlu didorong penyerapan tenaga kerja lokal di NTB sendiri mengingat adanya potensi ekonomi yang besar,” ujarnya, Kamis (21/3/2024).
Terkait kondisi di atas, Lemhannas RI melaksanakan kajian jangka panjang dengan hasil kajian berupa rekomendasi kepada Presiden RI terkait perumusan strategi kebijakan Pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga meningkatkan ketahanan sosial dan budaya.
Melalui kajian ini, diharapkan dapat mengidentifikasi strategi konkret untuk meningkatkan daya saing dan optimalisasi angkatan kerja, mengurangi tingkat ketergantungan, dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.
Sementara itu Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) NTB I Putu Dedy Saputra, menyampaikan peluang pada perumusan kebijakan optimalisasi angkatan kerja, yakni peningkatan produktivitas, inovasi dan teknologi, kesempatan kerja baru serta peningkatan akses pendidikan.
Adapun kendala yang dihadapi pada perumusan kebijakan tersebut, yaitu kesenjangan keterampilan, infrastruktur pendidikan dan pelatihan, kesenjangan ekonomi dan sosial, ketidakpastian ekonomi serta konflik dan ketegangan sosial.