:
Oleh Dian Thenniarti, Kamis, 29 Desember 2022 | 21:46 WIB - Redaktur: Untung S - 403
Jakarta, InfoPublik - Mengantisipasi cuaca ekstrem yang tengah melanda wilayah Indonesia belakangan ini, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta operator transportasi dan pihak-pihak yang terkait agar mematuhi informasi yang disampaikan BMKG, serta mengutamakan faktor keselamatan dalam melayani pengguna jasa di masa Angkutan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru).
"Walaupun cuaca masih belum membaik, tetapi kita harus dapat melaksanakan operasi-operasi angkutan Nataru tahun ini dengan baik," tegas Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan, Djoko Sasono, dalam keterangan resminya pada Kamis (29/12/2022).
Sektor Pelayaran
Di sektor pelayaran, Djoko meminta maaf kepada masyarakat jika ada keberangkatan kapal yang terlambat dikarenakan faktor cuaca. Ia berharap masyarakat dapat memaklumi dikarenakan faktor keselamatan harus diutamakan.
Sejalan dengan Kepala BPSDMP, Kepala Syahbandar Utama Pelabuhan Makassar, Capt. Barlet, mengatakan menjamin kapal-kapal yang berangkat harus benar-benar bisa dinyatakan aman, nyaman, layak, dan terkendali sehingga setiap penumpang yang berangkat bisa kita nyatakan terkendali.
Sebelumnya, PT ASDP Indonesia Ferry (persero) telah meminta seluruh pengguna jasa kapal ferry khususnya lintasan tersibuk, Merak - Bakauheni dan Ketapang-Gilimanuk agar tetap berhati-hati saat melakukan penyeberangan, mewaspadai cuaca buruk, dan pastikan kondisi stamina dan kendaraan agar tetap sehat dan prima.
"ASDP terus berkoordinasi dengan BMKG yang telah memprediksikan bahwa musim penghujan akan memasuki masa puncaknya pada periode Desember 2022 hingga Januari 2023. Mengingat BMKG juga mengimbau seluruh masyarakat termasuk pihak-pihak terkait untuk selalu memonitor dan mewaspadai kondisi cuaca saat musim penghujan ini," ujar Sekretaris Perusahaan PT ASDP, Shelvy Arifin.
Selain itu, manajemen juga telah menyiapkan sejumlah skenario dalam mengantisipasi cuaca ekstrim, diantaranya pengoperasian kapal berukuran besar demi mendukung layanan prima kepada pengguna jasa. Adapun pengoperasian armada selama layanan Angkutan Nataru 2022/2023 di lintas Merak - Bakauheni dan Ketapang-Gilimanuk dipastikan telah siap.
"Kami telah memastikan kelengkapan alat-alat keselamatan sesuai dengan SOP pelayanan yang berhubungan dengan aspek keselamatan diantaranya sekoci, inflatable liferaft (rakit penolong), apar dan hidran, serta life jacket yang harus tersedia di kapal, dalam kondisi baik, dan siap digunakan dalam situasi darurat," tuturnya.
Sektor Penerbangan
Di sektor penerbangan, PT Angkasa Pura/AP II, pengelola 20 bandara di Indonesia, bersama stakeholder telah mempersiapkan langkah antisipasi dalam menghadapi cuaca ekstrem pada periode angkutan Nataru 2022/2023.
Kepala Komunikasi Perusahaan AP II, Cin Asmoro, mengatakan bahwa pihaknya bersama Otoritas Bandara, Kemenhub, maskapai penerbangan, AirNav Indonesia, dan stakeholder lainnya berkoordinasi dalam mengantisipasi cuaca ekstrem sebagaimana informasi yang disampaikan BMKG.
"Di samping aspek pelayanan, fokus bandara AP II juga pada aspek keselamatan dan keamanan penerbangan khususnya mengantisipasi potensi cuaca ekstrem. Sebagai bentuk kesiagaan, bandara-bandara AP II juga siap mengaktifkan Emergency Response Plan sebagai prosedur apabila terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan dan tidak kita harapkan terkait keselamatan penerbangan," ujar Cin Asmoro.
Prosedur Emergency Response Plan di antaranya adalah pengaktifan Emergency Operation Center sebagai lokasi terpusat bagi para stakeholder untuk berkoordinasi dalam penanganan keadaan darurat. Koordinasi di Emergency Operation Center akan melibatkan personel dari seluruh stakeholder yang berkolaborasi di dalam tim khusus yakni Safety Issue Team dan Safety Action Group.
Pembentukan Safety Action Group melibatkan stakeholder di bandara seperti maskapai dan instansi terkait yakni pemerintah daerah, BNPB, SAR dan lain sebagainya untuk membahas tindakan langsung terkait penanganan keadaan darurat.
Cin Asmoro menambahkan, secara berkala AP II pun melakukan pengecekan terhadap keandalan infrastruktur dan fasilitas di sisi udara. "Sisi udara dan sisi darat menjadi prioritas. Di sisi udara dilakukan inspeksi terhadap kekesatan runway, taxiway dan apron serta fasilitas sisi udara. Pengecekan dilakukan juga terhadap sistem drainase bandara. Di samping itu, AP II dan stakeholder juga secara rutin melakukan ramp check atau inspeksi keselamatan," imbuhnya.
Foto: Kemenhub