:
Oleh Dian Thenniarti, Rabu, 6 April 2022 | 05:55 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 843
Jakarta, InfoPublik – Setelah rampung direvitalisasi dan dioperasikan untuk melayani pengguna jasa kereta api, Stasiun Cikarang akhirnya telah diresmikan oleh Menteri Perhubungan dan Menteri Keuangan pada Kamis (31/3) kemarin. Pada saat yang bersamaan, turut pula diresmikan integrasi antar dan intermoda berupa bus pengumpan dan angkutan kereta api (KA) jarak jauh yang dilayani oleh stasiun ini.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dalam keterangannya pada Jumat (1/4) mengatakan bahwa revitalisasi serta integrasi antar dan intermoda yang dilakukan di Stasiun Kereta Api (KA) Cikarang bertujuan untuk mempermudah aksesibilitas masyarakat menuju, dan dari Stasiun Cikarang.
Guna memastikan kemudahan aksesibiltas tersebut, Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) pun telah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menghadirkan layanan bus DAMRI. Layanan bus DAMRI ini nantinya akan menghubungkan Stasiun Cikarang dengan pusat kawasan industri di JABABEKA dan sekitarnya.
Menhub berharap, dengan dilakukan integrasi antarmoda di Stasiun Cikarang, dapat mendukung aksesibilitas menuju kawasan industri sehingga mendorong peningkatan ekonomi dan produktivitas masyarakat di sekitarnya.
Melalui pekerjaan revitalisasi ini, tampilan Stasiun Cikarang menjadi lebih modern dan megah dengan kapasitas yang lebih besar. Peningkatan kapasitas ini dilakukan dengan menambah dua peron menjadi empat peron. Sehingga, terdapat delapan jalur rel aktif yang dapat dioperasikan untuk melayani KA komuter, KA lokal, maupun KA jarak jauh.
Tercatat sejak dioperasikan, Stasiun Cikarang mampu melayani 24 perjalanan KA jarak jauh, 12 perjalanan KA lokal, dan 92 perjalanan kereta api komuter setiap harinya. Jumlah ini merupakan capaian dari pembangunan revitalisasi Stasiun Cikarang yang meningkat hampir dua kali lipat dari jumlah perjalanan sebelumnya.
Sejalan dengan peningkatan jumlah perjalanan KA yang dilayani oleh Stasiun Cikarang, angka penumpang yang memanfaatkan stasiun ini juga semakin meningkat. Pada awal 2022, penumpang harian untuk layanan KA komuter di Stasiun Cikarang meroket hingga 28.000 penumpang per hari dari semula hanya 5000 penumpang per hari. Peningkatan juga terjadi pada penumpang layanan KA lokal yang tercatat melonjak dari 500 penumpang per hari menjadi 2000-3000 penumpang per hari. Sementara untuk layanan KA jarak jauh di Stasiun Cikarang mencapai jumlah rata-rata sebesar 400 orang per hari.
Lonjakan jumlah penumpang yang terjadi di Stasiun Cikarang tidak terlepas dari peningkatan yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan melalui DJKA. Peningkatan dan revitalisasi yang dilakukan di Stasiun Cikarang, dikerjakan sebagai bagian dari proyek Double-Double Track (DDT) Manggarai-Cikarang.
Selain itu, gedung pelayanan stasiun juga mengalami perluasan menjadi 2.067,9 m2 dan mengubah level crossing menjadi overpass pada lantai dua bangunan stasiun. Pengubahan level crossing di area stasiun menjadi overpass dilakukan untuk memastikan keselamatan dan keamanan pengguna jasa layanan kereta api. Pasalnya, dengan meningkatnya kapasitas stasiun dan jalur, frekuensi KA yang melintas juga akan semakin tinggi. Sehingga jika para penumpang dibiarkan melintas melalui jalur KA aktif, dikhawatirkan akan mengancam nyawa dan berpotensi menimbulkan korban jiwa.
Pada pengembangan selanjutnya, lantai dua bangunan Stasiun Cikarang dipersiapkan juga menjadi area komersial. Nantinya, calon penumpang yang menunggu keberangkatan keretanya, akan dapat mengisi waktu dengan berbelanja di kios-kios yang tersedia pada area concourse. Harapannya, selain dapat memanja kan pengguna jasa layanan KA, kehadiran kios-kios ini diharapkan juga dapat mendukung operasional Stasiun Cikarang.
Dalam konteks pembangunan Stasiun Cikarang, DJKA telah memulai pengerjaan revitalisasi stasiun ini pada 2015 untuk tahap I di sisi selatan, dan dilanjutkan dengan tahap II untuk sisi utara pada 2019. Secara garis besar, ruang lingkup pekerjaan yang sudah dilakukan oleh DJKA dalam merevitalisasi Stasiun Cikarang mencakup pekerjaan bangunan gedung, pekerjaan jalan rel, pekerjaan sipil, pekerjaan sistem persinyalan KA, dan pekerjaan listrik aliran atas.
Total keseluruhan anggaran yang terserap untuk kegiatan revitalisasi Stasiun Cikarang mencapai Rp412.297.246.931. Besaran anggaran tersebut mencakup PHLN Loan JICA No.IP-508 tahun 2012 - 2017 dengan alokasi sebesar Rp264.186.980.000, dan SBSN tahun anggaran 2019 - 2021 dengan alokasi sebesar Rp148.310.266.931.
Di samping itu, Menhub juga menyampaikan bahwa alokasi anggaran SBSN pada DJKA sudah dimulai sejak 2013 sebesar Rp800 miliar dan sampai 2022 ini alokasi anggaran SBSN yang diterima DJKA sudah mencapai Rp45.734.868.376.600. Persentase perbandingan alokasi anggaran SBSN dan belanja modal rupiah murni yang diterima DJKA dari 2013 - 2022 adalah sebesar rata-rata 49,22 persen.
Foto : KAI Daop I Jakarta