:
Oleh Baheramsyah, Jumat, 8 Juni 2018 | 17:02 WIB - Redaktur: Juli - 460
Jakarta, InfoPublik - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menerima kunjungan kerja Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mrs. L. Yudmila G.Vorobiva, di kantor pusat Kementerian Pertanian Jakarta, Jumat (8/6).
Pertemuan ini membahas kerja sama kedua negara guna memajukan industri pertanian nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani. “Kita tahu kita impor gandum dari Rusia, tapi kita juga ekspor palm oil (sawit), karet, kakao dan beberapa produk pertanian lain ke Rusia,” ujar Amran.
Menurut Amran, masalah sawit menjadi perhatian serius, karena selama ini masyarakat Uni European Country kerap melakukan kampanye negatif (black campaign).
Lebih lanjut ia mengatakan, Rusia sebagai salah satu negara mitra di Eropa, sangat optimis dengan pertanian Indonesia dan saling membutuhkan kerja samanya khususnya untuk melakukan counter act terhadap palm oil Indonesia.
“Kami minta Rusia melakukan counter act sehubungan palm oil dari Indonesia, sebagaimana mereka tidak pernah melakukannya, dan mereka setuju,” katanya.
Menteri Amran berharap pendekatannya jangan hanya environment, tetapi juga community wealth (kesejahteraan masyarakat komunitas petani). Terdapat 30 juta orang yang tergantung pada sawit, jika dilakukan black campaign di negara-negara Eropa, otomatis bisa harga CPO (minyak sawit) turun.
“Ini secara tidak langsung akan berdampak pada kerusakan lingkungan. Masyarakat bisa pindah membabat hutan karena sawit yang biasa dijualnya turun,” ucapnya.
Lebih lanjut, Amran mengatakan pemimpin pemimpin negara Eropa sudah mengerti mengenai hal ini, di antaranya setelah melakukan pertemuan dengan Menteri Pertanian Jerman, Spanyol, Denmark dan kini Rusia.
"Amran mengharapkan masyarakat sekitar hutan dan perkebunan sawit juga menjadi perhatian negara-negara Eropa. Ini orang orang benar, petani sawit dan yang tinggal di sekitarnya,” katanya.
Selain sawit, Amran menegaskan bentuk kerja sama dengan Rusia juga mendorong agar Indonesia bisa mengekspor buah-buahan, di antaranya Mangga, Salak, dan lainnya.
"Kita ingin buah-buahan juga mengikuti sukses jagung, bawang dan ayam yang sudah ekspor. Kita harus bela dan lindungi petani Indonesia," tambah Amran.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mrs. L. Yudmila G. Vorobiva menyampaikan ucapan terima kasihnya dengan pertemuan yang sangat produktif hari ini. Rusia dan Indonesia adalah dua negara dengan hasil tani yang cukup besar sehingga sangat strategis utk melakukan kerja sama.
"Rusia memilih Indonesia untuk minyak sawit dan produk keturunannya, karena Indonesia salah satu negara yang memproduksi minyak sawit paling banyak di dunia," jelas Yudmila.
Bukan hanya sawit, lanjutnya, Rusia juga impor karet, kopi, teh, kakao dan lainnya dari Indonesia. Rusia membuka diri sehingga meminta agar produk buah buahan Indonesia masuk ke pasar Rusia. “Tentu sesuai dengan syarat keamanan yang berlaku di Rusia," katanya.