:
Oleh Baheramsyah, Senin, 23 April 2018 | 15:28 WIB - Redaktur: Juli - 850
Cianjur, InfoPublik - Sebagai langkah untuk menurunkan angka kemiskinan secara nasional, Kementerian Pertanian (Kementan) membuat program baru Bekerja atau Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera guna mengentaskan kemiskinan di desa.
Program tersebut ditargetkan menjangkau 1.000 desa di 100 Kabupaten. Harapannya, angka kemiskinan dapat ditekan sesuai target pemerintah menjadi di bawah 10 persen pada 2018.
Sesuai arahan Presiden Jokowi, Program Bedah Kemiskinan ini adalah bagian program padat karya tunai, berbasis pada pertanian.
"Sektor pertanian harus menjadi ujung tombak untuk menekan angka kemiskinan khususnya di desa, serta mengangkat kesejahteraan petani,” kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman, saat mencanangkan Program Bekerja di Desa Cikencana, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (23/4).
Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin sudah turun signifikan dari 10,96 persen (27,73 juta orang) pada September 2014, menjadi 10,12 persen (26,58 juta orang) di September 2017.
Mentan Amran berharap program “Bekerja” dapat menjadi solusi permanen pengentasan kemiskinan dengan menyasar jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
“Untuk jangka pendek, tanaman sayuran bisa menjadi solusi karena tiga bulan sudah bisa panen. Untuk jangka menengah kita berikan ayam dan kambing, karena ayam misalnya sudah bisa bertelur di enam bulan. Sementara untuk jangka panjang tanaman keras seperti mangga, salak dan lain-lain,” ujarnya.
Dalam “Bekerja”, setiap rumah tangga miskin akan menerima bantuan 50 ekor ayam, 3 ekor kambing/domba, 5 ekor kelinci beserta kandang dan pakan selama 6 bulan.
Selain itu, mereka juga akan menerima 2-3 batang bibit mangga, manggis, durian, pisang dan pepaya, 2-3 batang bibit kopi, kakao, pala, lada, dan 10 batang bibit cabai dan bawang merah.
“Secara khusus, Kementan telah melakukan refocusing anggaran untuk menyediakan 10 juta ekor ayam. Program Bekerja memanfaatkan pekarangan masyarakat secara intensif untuk pertanian,” terang Amran.
Amran menambahkan, terkait efektivitas distribusi program, Kementan memperhatikan agro-climate, kultur tanaman, serta keunggulan komparatif yang dimiliki oleh setiap daerah. Hal ini bertujuan agar Program Bekerja bisa mewujudkan klaster ekonomi yang fokus sehingga bisa menopang skala industri di daerah. Pada setiap klaster ekonomi, dikembangkan usaha hulu (produksi) hingga hilir (pengolahan dan pemasaran).
Untuk memastikan program tepat sasaran, Kementan membentuk tim yang akan turun ke lapangan untuk memantau penerapannya. Terdapat sejumlah provinsi prioritas sebagai awal, yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Sumsel, Lampung, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan.
“Menggunakan data yang sudah ada, Kementan akan fokus pada mereka yang benar-benar membutuhkan, karena datanya sudah ada. By name, by address,” terangnya.
Mentan Amran berharap program ini dapat berjalan dengan baik dengan menjalin sinergi berbagai pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta stakeholders terkait. Sejumlah universitas, organisasi kepemudaan, organisasi keagamaan, dan organisasi-organisasi lain yang punya fokus program pemberdayaan pertanian dan pengentasan kemiskinan juga diharapkan bisa berpartisipasi aktif.