Lulusan Pendidikan Tinggi Harus Junjung Tinggi Integritas

:


Oleh Baheramsyah, Rabu, 23 Agustus 2017 | 17:10 WIB - Redaktur: Juli - 403


Jakarta, InfoPublik - Kepala Badan Riset dan SDM Kementerian Kelautan dan Perikanan M. Zulficar Mochtar melantik 141 Taruna Ahli Madya Perikanan Angkatan XVII di Politeknik Kelautan dan Perikanan (KP) Bitung, Sulawesi Utara. 

Zulficar menyampaikan pesan Menteri Susi agar lulusan pendidikan tinggi KKP menjunjung tinggi integritas. “Ibu Menteri Kelautan dan Perikanan mengingatkan bahwa kepintaran dan kepandaian akan menjadi tidak produktif apabila tidak disertai dengan jiwa integritas yang tinggi. Adik-adik di sgini telah dididik dengan nilai-nilai integritas tersebut, kejujuran, keberanian, mental baja dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan kedepan,” ungkap Zulficar Mochtar dihadapan para wisudawan melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (23/8).

Menurutnya, menjaga integritas adalah pondasi untuk menghadapi tantangan dunia kerja sebagai profesional dan wirausahawan baru. Di samping itu, inovasi juga merupakan hal penting untuk mampu bersaing di dunia kerja.

“Indonesia kaya dengan potensi kelautan dan perikanan. Lakukan inovasi mulai dari hal-hal kecil sehingga bisa bersaing dan terus kompetitif di masa depan. Jadilah petarung yang tangguh, yang bersih dan selalu menghormati orangtua,” lanjutnya.

Selain itu, Zulficar juga meminta keterlibatan wisudawan dalam menjaga sumber daya kelautan dan perikanan.

“Kementerian Kelautan dan Perikanan saat ini sudah dengan sangat tegas menegakkan aturan dalam menjaga sumber daya kelautan dan perikanan. Turut menjadi tugas adik-adik untuk mendukung pelaksanaan aturan-aturan yang ada. Ini bukan hanya menjadi tugas aparat penegak hukum, bukan hanya menjadi peran nelayan, pembudidaya ikan, pengolah ikan, dan petani garam, tapi kita semua harus ikut menjaga dan mendukungnya,” tambah Zulficar.

Perlu diketahui, dari 141 lulusan, 12 di antaranya diserahkan kembali kepada Pemerintah Daerah (Pemda) untuk membangun kelautan dan perikanan di daerah asalnya. Mereka berasal dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi dan Pemkab Parimo, Sulawesi Tengah; Pemkab Asmat, Papua; dan Pemkab Talaud, Sulawesi Utara.

Para putra daerah tersebut menempuh pendidikan di Bitung sebagai bagian dari kemitraan kerja sama yang dibangun oleh Politeknik KP Bitung dengan Pemkab/Pemkot untuk mendukung pembangunan kelautan dan perikanan khususnya di kawasan Indonesia Timur.

Melalui kerja sama tersebut diharapkan putra daerah dapat langsung menerapkan ilmu, pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya selama perkuliahan. Terlebih mereka juga berasal dari keluarga pelaku utama kelautan dan perikanan di daerah asalnya masing-masing.

Selain 12 orang yang kembali ke daerah asalnya, sejumlah 103 lulusan langsung direkrut oleh perusahaan perikanan, 10 orang melanjutkan pendidikan, dan 28 orang lainnya masih dalam proses perekrutan dan berwirausaha mandiri.

Selama menempuh pendidikan di Politeknik KP Bitung, taruna/i dibentuk untuk menjadi manusia yang berintegritas, kompeten dan berjiwa wirausaha melalui sistem perkuliahan berbasis kompetensi. Di mana sistem perkuliahan memiliki porsi praktik kerja 70% dan teori 30% dengan memanfaatkan fasilitas teaching factory yang mengintegrasikan pendidikan dan produksi usaha.

Praktik usaha tersebut terdiri dari unit penangkapan ikan, unit bangunan dan jasa dock kapal perikanan, unit komponen kapal perikanan, dan unit pengolahan produk perikanan. Politeknik KP Bitung juga melibatkan mitra dari kalangan usaha, industri, dan profesional, yang menjadi bagian dari sistem pendidikan tiga program studi di Politeknik KP Bitung, yaitu Teknik Penangkapan Ikan, Mekanisasi Perikanan, dan Teknik Pengolahan Produk Perikanan.

Untuk membentuk karakter lulusan Program Studi Teknik Penangkapan Ikan dan Mekanisasi Perikanan yang handal, dilakukan praktik laut selama 90 hari layar dengan menggunakan kapal latih Politeknik KP Bitung. Selama masa perkuliahan, para taruna melewati tiga kali praktik kerja lapang, yang diakhiri dengan praktek kerja lapang di industri perikanan selama 5 bulan. Adapun taruna Program Studi Teknik Pengolahan Produk Perikanan melaksanakan kerja praktik akhir selama 2 bulan pada  industri pengolahan modern.   

Guna menambah wawasan dan  pengetahuan Taruna, dilakukan pula kuliah umum dengan narasumber dalam dan luar negeri, menggunakan media video conference.

Selain Ijazah Diploma III Ahli Madya Perikanan, wisudawan dibekali dengan Sertifikat Keahlian ANKAPIN I untuk program studi Teknik Penangkapan Ikan (TPI) ; ATKAPIN I untuk program studi Mekanisasi Perikanan (MP) ;  Sertifikat Pengolah Ikan dan HACCP untuk Program Studi Teknik Pengolahan Produk Perikanan (TPPP),  Sertifikat BST (Basic Safety Training) berstandar internasional, dan juga sertifikat Kompetensi Kompetensi Keahlian dari BNSP