Tiga Menteri Antisipasi Gejolak Harga Pangan Jelang Puasa dan Lebaran

:


Oleh Baheramsyah, Rabu, 19 April 2017 | 21:06 WIB - Redaktur: Elvira - 598


Karawang, InfoPublik – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman bersama Menteri Perdagangan Enggatiasto Lukita dan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo melakukan apel siaga Toko Tani Indonesia (TTI) untuk antisipasi gejolak harga kebutuhan pokok menjelang bulan Ramadhan hingga Lebaran di Desa Kampung Sawah, Kecamatan Jayakerta Kabupaten Kerawang Jawa Barat, Selasa (18/4).

Dalam pelepasan apel siaga TTI Mentan Amran mengatakan, Apel Siaga TTI tersebut digelar untuk mengantisipasi gejolak harga kebutuhan pokok menjelang datangnya bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1438 H.

"Ada mata rantai distribusi yang harus dipangkas agar harga kebutuhan pokok tidak naik, saat Ramadan dan Lebaran," ujar Menteri Pertanian, Amran Sulaiman.

Menurut dia, kenaikan harga komoditas pertanian yang kerap terjadi selama ini ternyata sama sekali tidak menguntungkan petani. Kenaikan harga tersebut ternyata sengaja diciptakan oleh orang-orang tertentu untuk meraup keuntungan besar.

Disebutkan Amran, salah satu contoh adalah kenaikan harga cabe rawit yang terjadi belum lama ini.

"Ternyata, orang yang mempermaikan harga cabai itu hanya empat orang. Setelah mereka ditangkap Bareskrim Polri, harga cabai langsung turun dari Rp185 ribu per kilogram menjadi Rp40 ribu per kilogram," ujar Amran.

Menurut Amran, Kementerian Pertanian tidak bisa bekerja sendiri untuk menyelesaikan persolan pangan di Indonesia. Pihaknya harus terus menerus bekerja sama dengan instansi lain agar pasokan pangan, khusunya kebutuhan pokok masyarakat tetap terjaga.

Disebutkan, mata rantai pasokan pangan di Indonesia terlalu panjang. Namun yang menikmatinya bukan petani.

"Saat saya berkunjung ke Temanggung, harga bawang di tangan petani hanya Rp3ribu. Tetapi di pasar mecapai Rp30ribu," ucap Amran.

Dikatakan pula, harga kebutuhan pokok pada bulan Ramadan selalu naik. Padahal permintaan tidak melonjak terlalu tinggi.

"Kita semua harus hadir di tengah masyarakat, Jangan sampai ada barang yang ditimbun. Jangan sampai petani kerja keras, tetapi pelaku kartel yang menikmatinya," kata Amran.

Menurut dia, Kabupaten Karawang saat ini diandalkan sebagai penopang pangan Jakarta. "Tanami setiap jengkal tanah. Manfaatkan kesuburan lahan untuk kesejahteraan rakyat," katanya.

Dalam kesempatan tersebut Mentan secara simbolis melakukan pengiriman 110 ton beras dari Jawa Barat ke sejumlah TTI di Jabodetabek. Selain itu Mentan juga melepas 573 pendamping Gapoktan dan TTI.