Presiden Jokowi : Jadikan Menabung Sebagai Sebuah Budaya

:


Oleh Amrln, Senin, 31 Oktober 2016 | 22:44 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 319


Jakarta, InfoPublik - Presiden Joko Widodo mengajak seluruh masyarakat untuk menabung melalui berbagai produk keuangan dan menjadikan kegiatan gemar menabung sebagai sebuah budaya.

"Jangan lagi menyimpan uang di bawah bantal, atau di bawah kasur, kita kurangi budaya konsumtif menjadi budaya produktif. Setelah tax amnesty yang menyimpan di bawah kasur sebesar 1 triliun rupiah, harus diupayakan semua masuk ke perbankan," ujar Presiden dalam acara "Ayo Menabung" sebagai peringatan Hari Menabung Sedunia yang digelar di Jakarta Convention Center, Senin (31/10).

Presiden Jokowi menambahkan, kebiasaan menabung merupakan bagian untuk mempersiapkan, merencanakan, dan membuat masa depan yang lebih baik. "Kebiasaan untuk selalu merencanakan masa depan. Semua perlu direncanakan dan dimulai dengan memiliki tabungan, rajin menabung, rajin berinvestasi," kata Presiden Jokowi.

Pada kesempatan tersebut, Presiden juga menghimbau kepada pihak bank untuk menanggapi keluhan masyarakat terhadap biaya administrasi terhadap tabungan. "Saya titip kepada seluruh pimpinan bank yang masih ada keluhan tentang fee, kalau tabungan kecil kadang tergerus oleh biaya tabungan," kata Presiden.

Presiden memaparkan, potensi jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa merupakan kekuatan bagi perekonomian. Sehingga semakin tinggi tingkat tabungan masyarakat, tentunya akan menggerakkan roda perekonomian melalui tersedianya dana yang dapat disalurkan guna investasi baik di sektor riil maupun di sektor keuangan.

"Dengan penduduk sebesar itu, kita tidak ingin hanya menjadi konsumen pasar, tetapi menjadi kekuatan produktif, yang gemar menabung, memiliki ethos kerja yang tinggi dan aktif menggerakkan perekonomian," ujar Presiden.

Presiden Jokowi mengungkapkan, rasio porsi tabungan terhadap produk domestik bruto (PDB) masih terbilang rendah di angka 20 persen. Angka idealnya adalah 32 persen. Selain itu, tingkat kepemilikan dan nilai tabungan masih dapat ditingkatkan.

"Peningkatan ini bisa diperoleh dengan memaksimalkan potensi tabungan dari kalangan pelajar yang mencapai 44 juta siswa," kata Presiden.