Peremajaan Fasilitas Navigasi, Airnav Indonesia Investasikan Rp146 Miliar

:


Oleh Dian Thenniarti, Senin, 24 Oktober 2016 | 08:47 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 544


Jakarta, InfoPublik - Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia menginvestasikan Rp146 miliar untuk pembelian lima radar baru di tahun 2016 yang akan di sebar pada empat lokasi bandar udara di Indonesia.

Kelima radar tersebut ditempatkan pada empat lokasi, yakni dua Radar di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta (Rp75 miliar) serta masing-masing satu Radar di Yogyakarta (Rp24 miliar), Pekanbaru (Rp22 milliar) dan Padang (Rp25 miliar). Seluruh radar buatan INDRA, perusahaan asal Spanyol tersebut, dibeli sebagai bagian dari program peremajaan fasilitas navigasi penerbangan. Pembelian radar ini merupakan bagian dari investasi AirNav Indonesia di tahun 2016 yang mencapai Rp2,2 triliun. 

Penggantian radar di Bandara Soekarno-Hatta, Yogyakarta dan Pekanbaru dilakukan untuk menggantikan radar yang sudah tua. Radar di Bandara Soekarno-Hatta berusia 32 tahun, Yogyakarta 18 tahun, dan Pekanbaru 35 tahun. 

"Usia ideal radar adalah 15 tahun, maka dari itu kami mengganti radar di tiga kota tersebut," ujar Direktur Teknik AirNav Indonesia, Lukman F Laisa, Minggu (23/10). 

Lukman mengungkapkan, pada tahun 2015 lalu, usia rata-rata radar AirNav Indonesia yang beroperasi adalah 11,5 tahun. Peremajaan radar yang dilakukan pada 2016 ini menjadikan usia rata-rata radar AirNav Indonesia menjadi 9,5 tahun. 

"Empat Radar beroperasi di tahun 2016, sedangkan Radar di Padang direncanakan beroperasi pada semester pertama tahun 2017. Radar di Padang merupakan bagian dari pengembangan pelayanan navigasi penerbangan pada wilayah Samudera Hindia. Pelayanan navigasi penerbangan di wilayah tersebut akan meningkat dari non-radar menjadi radar. Data radar akan dikirim kepada Air Traffic Control System yang berada di Pekanbaru dan Jakarta (Jakarta Air Traffic Services Center/JATSC) sehingga dapat melayani wilayah Samudera Hindia dan wilayah yang selama ini terhalang oleh Bukit Barisan," katanya.

Menurut Lukman, peningkatan pelayanan navigasi penerbangan dari non-radar menjadi radar akan berdampak terhadap peningkatan keselamatan dan efisiensi penerbangan. Kelima radar baru AirNav Indonesia ini merupakan jenis terbaru dengan teknologi yang mutakhir, yakni PSR (Primary Surveillance Radar) tipe ASR-12 dan MSSR (Mono Pulse Secondary Surveillance Radar). 

"MSSR Mode S berfungsi untuk memberitahukan posisi, kecepatan, dan tipe pesawat, serta nomor penerbangan bagi pesawat yang dilengkapi transponder, sedangkan PSR menjelaskan posisi pesawat bagi pesawat yang belum dilengkapi transponder," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Utama AirNav Indonesia, Bambang Tjahjono menambahkan, modernisasi peralatan merupakan bagian dari rencana strategis AirNav Indonesia yang tahun ini genap berusia 4 tahun. "AirNav akan terus melanjutkan program modernisasi peralatan navigasi penerbangan. Tidak hanya peralatan, AirNav Indonesia juga akan memodernisasi seluruh sistem navigasi penerbangan di Indonesia," ungkapnya.

Bambang menegaskan, sebagai satu-satunya lembaga penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan di Indonesia, pihaknya akan terus bekerja keras untuk memastikan keselamatan penerbangan nasional.