:
Oleh Wawan Budiyanto, Rabu, 3 Agustus 2016 | 16:05 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 978
Jakarta, InfoPublik - Pemerintah Indonesia dan Aljazair sepakat menjalin kerja sama bilateral dalam pengembangan sektor industri guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat kedua negara.
Penandatanganan MoU dilakukan oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dengan Menteri Perindustrian dan Pertambangan Republik Demokratik Rakyat Aljazair Abdessalem Bouchouareb di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (3/8).
“Kerja sama di sektor industri ini merupakan yang pertama antar kedua negara, dan akan menjadi payung hukum untuk mempercepat kerja sama berikutnya pada masa mendatang,” katanya.
Menperin mengatakan, kerja sama meliputi bidang industri tekstil, industri bahan bangunan, industri furnitur, industri suku cadang dan komponen, industri petrokimia dan pupuk, industri berbasis logam, industri berbasis material non-logam, industri berbasis agro, mesin pertanian, peralatan energi, serta industri strategis lainnya yang ditentukan dan disepakati kedua pihak.
“Adapun berbagai program dan kegiatan yang akan kami lakukan bersama, antara lain pembinaan kemitraan pemerintah dengan swasta, penguatan dan pengembangan infrastruktur industri, serta pelaksanaan pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan kompetensi di bidang teknologi dan investasi industri,” ujarnya.
Ia menambahkan, ada dua perusahaan Indonesia yang telah berinvestasi di Aljazair, pertama selaku BUMN yang berinvestasi di sektor migas dan Indorama Group dari industri swasta yang berinvestasi senilai 4,7 miliar dolar AS dengan membangun pabrik pengolahan fosfat untuk industri pupuk dan petrokimia.
Dengan adanya kerja sama nantinya diharapkan, akan memudahkan masuknya produk industri asal Indonesia ke pasar Eropa.
Sementara itu, Menteri Abdessalem mengatakan, dengan kerjasama kedua belah pihak dapat lebih meningkatkan perekonomian, investasi, dan kerja sama teknik pada sektor industri terpilih yang saling menguntungkan dan mendukung hubungan persahabatan kedua negara.
“Kesepakatan untuk meletakkan landasan kerja sama di bidang industri yang cakupannya telah dicantumkan dalam MoU ini, saya nilai sangat penting. Saya juga berharap kedua negara dapat memperkuat kerja sama bidang industri dengan prinsip saling menguntungkan,” ungkapnya.
Mengenai hubungan diplomatic, Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian RI, Harjanto menjelaskan, hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Aljazair telah terjalin lebih dari 50 tahun dan Indonesia merupakan salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Aljazair pada 5 Juli 1962.
“Hubungan yang terjalin baik tersebut dilatarbelakangi oleh beberapa kesamaan, diantaranya sama-sama memiliki penduduk mayoritas muslim dan penganut politik luar negeri yang anti kolonialisme,” ujarnya.
Meskipun demikian, Indonesia dan Aljazair perlu menggali lebih dalam potensi kerja sama kedua negara. “Aljazair hingga saat ini belum menjadi negara mitra dagang utama Indonesia, namun saya meyakini Aljazair memiliki potensi yang cukup besar sebagai pasar non-tradisional produk ekspor Indonesia,” kata Harjanto.