KNTI Menilai Kredit Usaha Nelayan Belum Sepenuhnya Membaik

:


Oleh Baheramsyah, Jumat, 13 Mei 2016 | 13:39 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 324


Jakarta, InfoPublik - Pekan lalu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK)  merilis prestasinya dengan menunjukkan penurunan signifikan dari nilai Non Performing Loan (NPL) di sektor Kelautan dan Perikanan (KP). Nilai tersebut beranjak dari angka 5,96 persen di Desember 2011 menjadi  1,80 persen di Desember 2015.

Wakil Sekjen Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Niko Amrullah mengatakan, sebelumnya, OJK bersama KKP telah meluncurkan program JARING OJK KKP yaitu program kredit untuk sektor kelautan dan perikanan. Kredit yang disalurkan melalui 13 bank konvensional, dengan ruang lingkup yang mencakup: perikanan tangkap, budidaya, pengolahan dan jasa produksi, dan pemasaran. 

Program Jaring-KKP diluncurkan pada Mei 2015 di Takalar – Makassar dengan 8 bank partner (BRI, BNI, Mandiri, Danamon, BTPN, Permata, Bukopin, dan BPD Sulselbar). Tahap kedua ( 13 Nov. 2015 di Sendang Biru – Malang), dengan penambahan 5 bank partner, yaitu BCA, Maybank, CIMB Niaga, Sinarmas, dan BPD Jatim. Bank-bank selanjutnya akan mulai menyalurkan Kredit Program Jaring tahun 2016. 

"Kredit yang disalurkan mengalami peningkatan kredit sebesar Rp12,2 T  atau sebesar 133,06 persen yaitu dari Rp 9,2 Triliun pada Desember 2011 menjadi Rp 21,4 triliun pada Desember 2015," ujar Niko di Jakarta, Jumat (13/5) 

Menurut Niko, di sisi lain, Bank Indonesia juga mengeluarkan data perkembangan NPL UMKM di sektor perikanan. Data tersebut berbeda dengan yang dirilis oleh OJK, ditambah BI juga tidak merincikan usaha apa saja yang mencakup di sektor perikanan tersebut. Merujuk dari BI, maka NPL sektor perikanan justru masih berada pada posisi rentan, yakni 4,60 persen.

"Terdapat perbedaan data yang sekaligus menunjukkan capaian kinerja yang berbeda juga. Hal ini menegaskan bahwa perlunya kembali sinergisitas antar lembaga yang memiliki otoritas moneter di Republik ini," ungkapnya.