Hadapi MEA, Perbankan Indonesia Harus Diperkuat

:


Oleh Tri Antoro, Kamis, 12 Mei 2016 | 22:08 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 275


Jakarta, InfoPublik - Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) bisa menjadi ancaman maupun kekuatan bagi Indonesia. Perbankan yang sehat dan berkembang menjadi salah satu prasyarat utama yang perlu dipersiapkan menghadapi pasar tunggal tingkat Asia Tenggara ini.

Managing Director, Head of Global Market HSBC Indonesia, Ali Setiawan mengungkapkan, penetrasi perbankan di Indonesia baru mencapai 30 persen dari total penduduk.

“Kalau di Malaysia penetrasi perbankannya sudah 100 persen. Bahkan di Singapura rata-rata memiliki tujuh akun bank,” kata Ali di Economy Outlook HSBC ci Hotel Mulia, Jakarta, Kamis (12/5).

Country Manager and Chief Exeutive HSBC Indonesia Sumit Dutta menambahkan, Indonesia masih dihadapkan beragam tantangan, terutama daya saing. Sementara itu, sejumlah hambatan yang dihadapi negara-negara di kawasan ASEAN, antara lain disebabkan lemahnya perekonomian Tiongkok yang memberikan pengaruh pada pertumbuhan ekonomi di wilayah Asia Tenggara.

“Asia Tenggara menjadi wilayah yang paling dinamis dan paling cepat berkembang di dunia. Indonesia sendiri akan memainkan peran penting dalam liberalisasi arus barang, jasa, modal dan tenaga kerja terampil di kawasan ini untuk meningkatkan daya saing dan memfasilitasi investasi ke arah infrastruktur,” kata Sumit Dutta.

Sumit menjelaskan, saat Indonesia sendiri memiliki kekuatan ekonomi dominan dengan kontribusi 35 persen dari total PDB ASEAN dan lebih dari 40 persen populasi ASEAN.

Sementara itu, MEA memberikan akses bagi negara anggota ASEAN ke lebih dari 600 juta orang yang sedang bertransisi menjadi penduduk berpenghasilan menengah. Terlebih lagi dengan adanya pengurangan hambatan dalam perdagangan akan menawarkan keuntungan yang positif bagi para anggota ASEAN.

"MEA membuka kesempatan bagi pengusaha di seluruh wilayah untuk saling bekerjasama dalam rangka mencari keuntungan yang lebih tinggi," jelasnya.

"Anggota ASEAN perlu mengambil langkah-langkah konkret mewujudkan pasar ekonomi tunggal dengan menyelaraskan inisiatif regional dengan agenda nasional, menghindari duplikasi dan mengurangi kesenjangan antar wilayah," tukasnya.