Ini Dua Pendekatan Kementan Capai Swasembada Pangan

:


Oleh Baheramsyah, Rabu, 9 Maret 2016 | 20:20 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 442


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Pertanian menargetkan swasembada tiga komoditas pangan yakni padi, jagung dan kedelai (Pajale) terjadi dalam tiga tahun.

Ada dua pendekatan yang dilakukan Kementan untuk mencapai tujuan tersebut yaitu intensifikasi dan ekstensifikasi, salah satunya perluasan areal tanam ke lahan sub optimal.

Kepala Badan Litbang Pertanian Muhammad Syakir mengatakan, untuk meningkatkan kesehatan lahan sub optimal dan meningkatkan bahan organik tanah, maka kita memperkenalkan produk Agrofit dan Agrodeko1.

“Agrofit adalah pupuk hayati yang dikemas dalam bentuk serbuk yang mengandung gabungan beberapa bakteri yang ada di dalam jaringan tanaman,” kata Muhammad Syakir di Jakarta, Rabu (9/3).

Sementara AgroDeko1 adalah mikroba yang berperan mempercepat dekomposisi bahan organik dari sisa-sisa tanaman menjadi kompos, sehingga dapat menyediakan unsur hara, memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan kemampuan memegang air serta meningkatkan aktivitas biologi tanah.

“Pupuk hayati dan biodekomposer berpeluang untuk meningkatkan provitas komoditas pertanian baik di lahan optimal maupun di lahan sub optimal,” ujarnya.

Sementara Kepala Bidang Kerja sama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) Edi Husen menambahkan, guna meraih target swasembada pajale, diperlukan dua pendekatan. Yakni peningkatan produktivitas dan perluasan areal tanam ke lahan sub-optimal (LSO).

"Dari 8,2 juta hektar lahan sawah, terdapat 3,15 juta hektar yang tergolong LSO, yaitu sekitar 1,05 juta hektar termasuk lahan sawah rawa dan sekitar 2,1 juta hektar lahan sawah tadah hujan," kata Edi.

Edi mengatakan, luas LSO yang tersedia saat ini ada 33,4 juta hektar. Yang terdiri dari 25,8 juta hektar lahan kering, dan 7,6 juta hektar lahan rawa. "Provitas padi sawah di lahan rawa adalah 2-3 ton gabah kering giling per hektar (GKG/ha), dan lahan sawah tadah hujan adalah 3 sampai 4 ton GKG/ha," paparnya.

Edi melanjutkan, provitas rata-rata lahan sawah nasional, ternyata bisa ditingkatkan menjadi 5,3 ton GKG/ha. Bahkan, provitas padi sawah di lahan sawah insentif di Pulau Jawa mencapai 12 ton GKG/ha. "Pupuk hayati dan biodekomposer berpeluang untuk meningkatkan provitas komoditas pertanian baik di lahan optimal maupun LSO," pungkas Edi.