Kementan Klaim Ekspor Bawang Merah Naik

:


Oleh Baheramsyah, Sabtu, 23 Januari 2016 | 22:00 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 486


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Pertanian mengklaim ekspor bawang merah tahun 2015 meningkat 93 persen atau sebesar 8.323 ton dibanding tahun lalu pada periode yang sama. Hal tersebut untuk menurunkan impor bawang.

Menurut Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementan Suwandi, Data BPS 2015 menyatakan bahwa realisasi ekspor bawang merah Januari-November 2015 sebesar 8.323 ton atau naik 93 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2014.

“Dengan adanya peningkatan produksi, impor bawang merah pun dapat ditekan menjadi 17.429 ton atau turun 74 persen,” kata Suwandi di Jakarta, Sabtu (23/1).

Suwandi mengatakan prestasi perdagangan bawang merah ini berkat kerja pemerintah dan semua pihak dalam mengendalikan impor pangan dan mendorong ekspor sehingga kebijakan ini dapat menghemat devisa sekitar Rp 299 miliar, ujarnya.

Ekspor bawang merah meningkat didorong oleh produksi domestik meningkat sehingga terjadi surplus. Angka prognosa produksi bawang merah 2015 sebesar 1,24 juta ton meningkat 0,5 persen dibandingkan 2014 sebesar 1,23 juta ton.

Beberapa sentra penyumbang produksi nasional diantaranya di Kabupaten Brebes, Nganjuk, Probolinggo, Bima, Sumbawa, Tapin dan beberapa daerah sentra lainnya, papar Suwandi.

Lebih jauh Suwandi memaparkan bahwa Sistem tata niaga bawang merah sudah ditata lebih baik sehingga tidak terjadi gejolak harga serta disparitas harga antara harga di tingkat petani dengan tingkat eceran semakin kecil.

Berkat kerjasama Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan dan Bulog melakukan pembelian bawang merah secara langsung ke sentra produksi seperti Brebes, Nganjuk, Probolinggo dan Bima serta dilakukan operasi pasar di beberapa wilayah telah berhasil memotong rantai pasokan dari 6 hingga 8 rantai menjadi 3 atau 4 dan harga menjadi stabil.

Petani bawang sebanyak 904 ribu jiwa pun kini menikmati usahanya. Suwandi mengatakan data Survey Ongkos Usaha Tani (SOUT) BPS, 2014 menyebutkan biaya produksi bawang merah Rp 67,2 juta per hektar dan penerimaan Rp 77,2 juta per hektar yang berarti income petani bawang merah Rp 185.642 per bulan per jiwa.

Dari data SOUT tersebut dapat diketahui juga bahwa biaya pokok produksi break-even point Rp 6.588 per kg, sehingga harga di tingkat petani saat ini berkisar Rp7.000 sampai 12.000 per kg secara otomatis petani meraup keuntungan yang memadai, pungkasnya.