Startup dan UMKM Negara Pulau dan Kepulauan Ramaikan KTT AIS Forum 2023

: Dirjen IKP Kominfo Usman Kansong dan Ketua Bidang Promosi Dekranasda NTT, Martha Agustina Pahnael di Exhibition Room KTT AIS Forum 2023 (Wahyu Sudoyo/InfoPublik)


Oleh Wahyu Sudoyo, Kamis, 12 Oktober 2023 | 19:07 WIB - Redaktur: Untung S - 270


Badung, InfoPublik – Sejumlah perusahaan rintisan (startup) termasuk usaha mikro kecil menengah (UMKM) perwakilan dari negara pulau dan kepulauan atau Archipelagic and Island States (AIS) Forum, turut hadir meramaikan Konferensi Tingkat Tinggu (KTT) AIS Forum 2023 yang untuk pertama kalinya di gelar pada 10-11 Oktober 2023 di Nusa Dua, Bali.

Head of Marketing & Communications for AIS Forum Secretariat, Thomas Benmetan, kepada Tim Komunikasi dan Media KTT AIS Forum 2023 mengatakan pihaknya memang menampilkan perusahaan rintisan (startup) negara-negara AIS dalam ruang pameran khusus, untuk menunjukan inovasi-inovasi yang mereka buat terkait dengan fokusnya AIS.

Selain startup, menurut Thomas pameran itu juga menghadirkan Dekranasda Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk merepresentasikan produk dan inovasi tradisional yang dimiliki wilayah kepulauan di Indonesia.

“NTT adalah salah satu provinsi kepulauan dan bisa menjadi representasi (inovasi produk). Kita ingin menonjolkan juga yang dari Indonesia Timur,” kata Thomas, kepada InfoPublik, Rabu (10/10/2023).

Dari pantauan InfoPublik, sedikitnya ada sepuluh jenis produk UMKM Provinsi NTT yang tampil dalam pameran di Exhibition KTT AIS Forum 2023 di BNDCC 1, Nusa Dua, Badung, Bali itu.

“Ada sepuluh jenis produk, ada kerajinan tangan, sarung, selendang, ada miniatur sasando (alat musik tradisional NTT), ada gelang, dompet, topi, dan kuliner daerah seperti abon ikan, dan teh daun kelor (moringa),” ujar Ketua Bidang Promosi Dekranasda NTT, Martha Agustina Pahnael.

Martha mengatakan, sekitar 100 produk yang dipamerkan dan dijual itu mewakili 22 kabupaten dan kota di Provinsi NTT. Seperti dari Kota Kupang, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabuoaten Flores Timur, Kabupaten Sikka, Kabupaten Maumere. dan lainnya.

Sedangkan harga jual produk itu bervariasi, mulai dari harga Rp35 ribu untuk gelang, hingga di atas Rp900 ribu untuk sarung dengan motif khas NTT.

“Kalau sarungnya Rp900 ribu ke atas, kalau selendangnya Rp275 ribu sampai Rp500 ribu,” katanya.

Lebih lanjut Martha menjelaskan, Dekranasda bertugas memfasilitasi UMKM, baik dari perizinan, hingga penyediaan bahan-bahan baku dan alat produksi seperti benang dan alat tenun.

“Jadi mereka kerja, kita siap menerima untuk mempromosikan produknya,” jelas Ketua Bidang Promosi Dekranasda NTT.

Dia berharap, semua motif-motif dan kerajinan yang dibawa dalam pameran ini bisa dikenal oleh Masyarakat, tak hanya di Indonesia juga internasional karena event internasional itu dihadiri oleh puluhan negara.

“Semoga dengan adanya expo ini kerajinan tenun dan kerajinan lain NTT bisa dikenal ke penjuru dunia. Lalu untuk UMKM kita juga termotivasi untuk berkarya membuat kain tenun (dan produk lainnya),” harap Martha.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Kamis, 3 Oktober 2024 | 17:24 WIB
Menteri PUPR Apresiasi Pembentukan ISEREC untuk Dukung Energi Terbarukan
  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Kamis, 19 September 2024 | 21:09 WIB
Kominfo Dorong Humas Pemerintah Kelola Relasi Media secara Profesional
  • Oleh Eko Budiono
  • Rabu, 18 September 2024 | 21:53 WIB
Dirjen Imigrasi: Kemudahan Pengajuan Visa Tingkatkan Kunjungan WNA