AIS Forum Wadah bagi Ilmuwan Mencari Solusi Permasalah Kelautan

: Rektor Universitas Padjajaran Prof. Rina Indiastuti (kedua kanan) bersama Rektor IPB University Prof. Arif Satria (kedua kiri), Co-Founder Wicked Acceleration Labs Imperial College London Cristobal Garcia (kanan), dan peneliti University of Malta Marie Stephanie (kiri) menyampaikan keterangan kepada wartawan usai penandatanganan nota kesepahaman kerja sama di sela KTT AIS Forum 2023 di Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (10/10/2023). Kerja sama tersebut terkait penelitian dan pemberdayaan masyarakat pesisir dalam pelestarian lingkungan laut. Media Center KTT AIS Forum 2023/Aditya Pradana Putra/nym.


Oleh Untung S, Selasa, 10 Oktober 2023 | 22:29 WIB - Redaktur: Untung S - 77


Badung, InfoPublik - Archipelagic and Island States (AIS) Forum mengadakan AIS Research and Development Conference yang mengumpulkan ahli kelautan, ilmuwan, pembuat kebijakan, dan pemimpin industri dari seluruh negara-negara AIS, di Hotel Mulia, Nusa Dua, Bali, 9--10 Oktober 2023.

AIS Research and Development Conference diadakan untuk menghimpun berkolaborasi, berbagi pengetahuan, dan mengeksplorasi solusi inovatif untuk menjaga kesehatan laut dan sumber daya kelautan global.

Kepala Sekretariat AIS Forum Riny Modaso mengungkapkan bahwa AIS Research and Development Conference menyatukan para peneliti dan inovator yang akan mempresentasikan hasil penelitian dan pengembangan terkait isu-isu strategis, termasuk inovasi bioteknologi kelautan, perikanan berkelanjutan dan akuakultur, laut dan teknologi, serta ekonomi biru. AIS R&D Conference berada di bawah payung Riset dan Pengembangan AIS Forum. 

"Konferensi ini penting karena menjadi tempat pembelajaran, pertukaran ide, dan berbagi inovasi terkait masalah-masalah krusial yang dihadapi oleh laut dan masa depan kita sebagai sebuah negara kepulauan," ujar Riny.

Selama dua hari, konferensi ini akan menjadi platform untuk menunjukkan cara ilmu pengetahuan berkontribusi terhadap perlindungan dan pelestarian ekosistem laut di masa depan. 

Para presenter dan peserta berkesempatan untuk terlibat dalam diskusi yang bermakna. Bersama-sama, mereka akan mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan, dan membina kolaborasi antara akademisi, industri, dan pembuat kebijakan. Koferensi merupakan aksi nyata dari AIS Forum dalam merespon masalah-masalah kemaritiman yang dihadapi oleh negara - negara AIS.

Riny mengatakan, para inovator akan membagikan temuan dan terobosan terbaru mereka dalam berbagai aspek ilmu kelautan. Mereka akan memberi penekanan pada solusi inovatif yang mendukung masa depan laut.

"AIS R&D Conference adalah wadah untuk menunjukkan di sektor mana peran penelitian dan pengembangan dalam menjaga dan merawat laut kita. Kami mengundang para ahli, akademisi, dan praktisi untuk terlibat dalam diskusi, mengidentifikasi peran, dan berkolaborasi mendorong inisiatif penelitian demi masa depan berkelanjutan," imbuhnya.

Lebih lanjut, Riny mengungkapkan, sebanyak 22 peneliti dari negara-negara AIS akan menampilkan penelitian mereka. Setelah konferensi, pada 11 Oktober 2023, akan dilakukan site visit atau kunjungan ke dua pusat studi dan pengembangan yang berkaitan dengan inovasi kelautan berkelanjutan di Bali.

Kesuksesan konferensi akademik itu akan diukur dari banyaknya pertukaran wawasan dan pengetahuan. Lebih jauh, konferensi diharapkan dapat menghasilkan solusi inovatif yang dapat diimplementasikan untuk menjaga ekosistem serta masa depan laut dan kawasan pesisir di seluruh dunia. (Sekretariat AIS Forum/Elvira Inda Sari)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Untung S
  • Kamis, 12 Oktober 2023 | 09:47 WIB
Indonesia Ajak Negara AIS Perkuat Pariwisata Berkelanjutan
  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Kamis, 12 Oktober 2023 | 19:07 WIB
Pengamanan Siber KTT AIS Forum 2023 Berjalan Lancar
  • Oleh Untung S
  • Rabu, 11 Oktober 2023 | 15:48 WIB
Indonesia Suguhkan ‘Cultural Experience’ dalam KTT AIS Forum