- Oleh Pasha Yudha Ernowo
- Senin, 12 Agustus 2024 | 19:00 WIB
: Rektor Universitas Padjajaran (Unpad) Prof. Dr. Rina Indiastuti dalam konferensi pers usai penandatanganan dan penyerahan sejumlah dokumen kerja sama Pertemuan ke-5 Tingkat Menteri AIS Forum di Media |Center KTT AIS Forum 2023 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Selasa (10/10/2023). Foto: InfoPublik/Amiri Yandi
Badung, InfoPublik - Rektor Universitas Padjajaran (Unpad) Prof. Dr. Rina Indiastuti mengatakan keseimbangan antara pengembangan sosio-ekonomi di kawasan laut dengan lingkungan hidup harus tetap dijaga dan menjadi kesepakatan Archipelagic and Island States (AIS) Forum.
"Kita harus sepakat bahwa laut yang kita miliki sangat luas, baik di Indonesia maupun dan di dunia, itu kita harus jaga lingkungannya agar tidak lagi ada polusi plastik. Kemudian harus diperhatikan juga bagaimana menjaga keseimbangan antara pengembangan sosial ekonomi di kawasan laut dengan lingkungan hidupnya," kata Prof. Rina dalam konferensi pers usai penandatanganan dan penyerahan sejumlah dokumen kerja sama Pertemuan ke-5 Tingkat Menteri AIS Forum di Media Center KTT AIS Forum 2023 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Selasa (10/10/2023).
Menurutnya, setelah penandatanganan MoU antara Universitas Padjajaran, (Unpad), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan universitas yang berada di Madagscar yakni University of Toliara maka kami tentu saja harus menindaklanjutinya.
"Apa yang ada dalam MoU sejalan dengan yang tadi kita saksikan dalam AIS forum, beberapa isu ke depan itu menjadi catatan dan tampaknya isu itu juga relevan dengan rencana pendidikan riset pengabdian masyarakat yang Unpad lakukan," ujar Rina.
Dijelaskannya, keseimbangan antara pengembangan sosial ekonomi di kawasan laut dengan lingkungan hidupnya sama halnya dengan pola ilmiah pokok Unpad, karena pola ilmiah pokok Unpad adalah binamulia hukum dan lingkungan hidup dalam pembangunan.
"Jadi signing bagi Unpad sangat relevan, karena kami juga mengarahnya kepada bagaimana kita menjaga lingkungan hidup dengan menggunakan relugalasi ataupun norma-norma yang benar untuk mensejahterakan laut kita," katanya.
Prof. Rina menambahkan, negara kepulauan di dunia ini, termasuk Indonesia harus meningkatkan nilai tambah laut agar lebih sustainable dan inklusif, karena itu pengaman sosial ekonomi masyarakat laut harus terus ditingkatkan untuk menghadapi tantangan ke depan yaitu perubahan iklim, kerusakan lingkungan laut.
"Dengan demikian, ke depan nanti, Unpad bersama dengan University of Toliara dan IPB mengusulkan beberapa topik yang lebih konkret, tidak hanya riset tetapi juga pendidikan untuk peningkatan kapasitas masyarakat di laut dan juga melalui pengabdian pada masyarakat," ujar Rina.