Peneliti: KTT AIS Menjadi Ajang Perkuat Jejaring dan Berbagi Hasil Riset

: Tangkapan layar Perwakilan Indonesia Research and Development Conference Archipelagic and Island States (AIS) Alexander Muhammad Khan dalam diskusi Road to KTT AIS Forum yang disaksikan secara daring di Jakarta, Rabu (4/10/2023). ANTARA/Kuntum Riswan.


Oleh G. Suranto, Kamis, 5 Oktober 2023 | 12:07 WIB - Redaktur: Untung S - 53


Jakarta, InfoPublik - Perwakilan Indonesia Research and Development Conference Archipelagic and Island States (AIS) Alexander Muhammad Khan menuturkan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) AIS akan menjadi salah satu ajang untuk memperkuat jejaring sesama peneliti dan berbagi hasil riset.

Peneliti Alexander Muhammad Khan dalam diskusi Road to KTT AIS Forum yang disaksikan secara daring di Jakarta, Rabu (4/10) mengatakan, kadang-kadang apa yang kita pernah teliti di Indonesia itu terjadi di negara lain.

“Penelitian yang pernah kita lakukan di Indonesia ini bisa diduplikasi, dilakukan di negara lain. Sehingga dengan adanya AIS forum ini kita bisa membuat bagaimana networking jejaring para peneliti di negara-negara anggota AIS,” kata Alexander Muhammad Khan dalam keteranagannya dikutip dari Antara, Kamis (5/10/2023).

Peneliti Universitas Padjajaran ini menyampaikan hasil temuan para peneliti sangat memungkinkan untuk diterapkan di negara-negara lain. Salah satunya yang dilakukannya bersama peneliti dari Institut Pertanian Bogor yang menerapkan hasil riset kepada para nelayan di Madagaskar, Afrika.

Oleh karenanya ia berharap forum AIS bisa menjadi wadah dan menjembatani para peneliti dari negara-negara anggota AIS untuk saling berbagi pengalaman hingga berbagi data yang sekiranya bisa menjawab permasalahan yang terjadi di negara-negara anggota.

“Bagaimana network para peneliti, network hasil riset yang sudah dilakukan para anggota negara AIS itu bisa menjawab isu permasalahan di negara-negara anggotanya. Sehingga tidak perlu lagi dilakukan riset yang sama tapi bagaimana kita mengaplikasi, mereplikasi, melakukan riset yang sama yang bisa dilakukan negara anggota,” ucapnya.

Senada, Perwakilan Youth Conference AIS 2023, Engel Laisina, mengakui bahwa akan menggunakan KTT AIS Forum untuk bertukar pengetahuan.

Engel yang sering terlibat aktif dalam isu lingkungan itu mengakui bahwa metode maupun riset yang diterapkan pada daerah perkotaan dan pedesaan terutama pedesaan di pulau-pulau kecil mempunyai perbedaan. Sehingga, pada forum tersebut ia ingin berbagi kiat khusus untuk memilih metode penelitian yang tepat berdasarkan lokasi riset.

“Karena aku coba balancing climate exchange di daerah pedesaan dan perkotaan, mungkin strategi-strategi ini yang bisa aku tonjolkan, metode yang sudah aku pakai. Sehingga teman-teman dari negara lain kalau mereka tertarik dan juga aware tentang hal ini, bisa mereka pakai,” ujar dia.

Adapun Pelaksanaan KTT AIS Forum akan berlangsung di Bali pada 10-11 Oktober 2023. Forum tersebut akan menjadi media yang tepat untuk kembali menekankan pentingnya kolaborasi dan solidaritas bersama yang diperkuat pada level kepala negara/pemerintahan. Lebih dari 25 negara partisipan AIS Forum telah mengonfirmasi kehadirannya pada rangkaian KTT AIS Forum 2023 di Bali itu.

Sumber Foto: Antara

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Eko Budiono
  • Selasa, 9 Januari 2024 | 05:47 WIB
Rivalitas Geopolotik, Indonesia Tingkatkan Kerja Sama di Pasifik
  • Oleh Tri Antoro
  • Rabu, 11 Oktober 2023 | 16:42 WIB
Desain Nuansa Lautan di KTT AIS Forum
  • Oleh Tri Antoro
  • Rabu, 11 Oktober 2023 | 16:22 WIB
Presiden Jokowi Membuka KTT AIS Forum yang Pertama 
  • Oleh Tri Antoro
  • Rabu, 11 Oktober 2023 | 16:20 WIB
Tiga Pesan Presiden RI di KTT AIS Forum
  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Jumat, 13 Oktober 2023 | 05:42 WIB
Ada 24 Startup Dipamerkan di Taman Jepun KTT AIS Forum