Menlu RI: Aukus Dapat Tingkatkan Ketegangan Kawasan Indo-Pasifik

:


Oleh Eko Budiono, Rabu, 22 September 2021 | 20:48 WIB - Redaktur: Untung S - 1K


Jakarta,InfoPublik - Pemerintah Indonesia  mengkhawatirkan ketegangan di antara negara-negara besar di kawasan Indo-Pasifik, setelah pengumuman inisiatif pertahanan antara Australia, Inggris, dan Amerika Serikat (AS), yang dikenal dengan AUKUS.
 
AUKUS adalah singkatan dari Austalia, United Kingdom (Inggris), dan United States (Amerika Serikat).

Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (22/9/2021), Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi, menegaskan inisiatif pertahanan itu dapat mengancam stabilitas kawasan.

“Saya singgung mengenai AUKUS dan keputusan Australia untuk pengadaan kapal selam bertenaga nuklir,” kata Menlu RI ketika menyampaikan keterangan pers secara virtual dari New York, AS pada forum Asia Society, pada Selasa (21/9/2021).

Melalui kemitraan baru tersebut, Australia akan mendapatkan teknologi pembuatan kapal selam bertenaga nuklir guna memperkuat angkatan lautnya.

Kesepakatan AUKUS dianggap bertujuan untuk menyaingi kekuatan China yang semakin meningkat di kawasan.

Selain itu, kesepakatan baru Australia dengan Inggris dan AS juga telah memicu kemarahan Prancis, yang sebelumnya memiliki perjanjian dengan Australia soal pembelian kapal selam konvensional. 

Menlu RI mengatakan bahwa Indonesia mencatat komitmen-komitmen yang dinyatakan Australia, termasuk janji negara itu untuk terus menghormati prinsip nonproliferasi dan hukum internasional.

“Tetapi saya menekankan bahwa yang tidak diinginkan oleh kita semua adalah kemungkinan meningkatnya perlombaan senjata dan power projection atau unjuk kekuatandi kawasan,” kata Menlu RI.
 
Selain itu, Menlu RI  menyampaikan Indonesia merupakan salah satu pendukung proses perdamaian di Afghanistan.

Menurut Menlu RI, pihaknya memfokuskan pada dua isu utama yang sering saya sebut sebagai building blocks, yaitu kerja sama ulama dan pemajuan perempuan.
 
"Saya tekankan, kepentingan Indonesia hanya satu, yaitu ingin melihat rakyat Afghanistan menikmati perdamaian, sejahtera, dan hak-haknya, tentunya termasuk hak-hak perempuan," ujar Menlu RI.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres juga memperingatkan tentang meningkatnya ketegangan antara China dan AS.

Ia khawatir persaingan antara kedua negara adidaya tersebut akan membawa dunia menuju menuju dua setelan aturan ekonomi, perdagangan, keuangan, dan teknologi yang berbeda; dua pendekatan yang berbeda dalam pengembangan kecerdasan buatan; dan pada akhirnya dua strategi militer dan geopolitik yang berbeda pula.

"Ini mungkin menjadi bencana. Ini akan jauh lebih sulit diprediksi daripada Perang Dingin," ujar Guterres pada pembukaan Sidang  Majelis Umum PBB ke-76 di New York, Selasa (21/9/2021).
 
(Foto: ANTARA)