Oleh Eko Budiono, Kamis, 9 September 2021 | 15:45 WIB - Redaktur: Untung S - 512
Jakarta, InfoPublik - Pemerintah Indonesia mengimbau Afghanistan tidak dijadikan tempat pelatihan teroris, setelah Taliban mengambil alih kekuasaan pada Agustus 2021.
Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi, melalui keterangan tertulis usai pertemuan menteri luar negeri dan menteri pertahanan (2+2) Indonesia-Australia di Jakarta, Kamis (9/9/2021).
“Indonesia berharap Afghanistan tidak dijadikan sebagai tempat berkembang biak dan pelatihan organisasi teroris, dan kegiatan yang mengancam perdamaian dan stabilitas di kawasan,” kata Menlu Retno .
Permintaan tersebut telah disampaikan langsung oleh Menlu Retno saat bertemu perwakilan Taliban di Doha, Qatar, pada 26 Agustus 2021.
Menurut Menlu Retno, Indonesia jugamemantau secara dekat situasi di lapangan termasuk pembentukan pemerintah sementara (caretaker government) yang diumumkan Taliban pada Selasa (7/9/2021).
“Indonesia terus menggarisbawahi pentingnya membangun pemerintahan yang inklusif atau terbuka di Afghanistan,” kata Menlu Retno.
Selain itu, Menlu Retno menyampaikan bahwa Indonesia berharap agar hak asasi manusia, khususnya hak perempuan dan anak perempuan di Afghanistan, terus dihormati dan dimajukan.
Sependapat dengan Menlu RI, Menlu Australia Marise Payne juga menyoroti perlunya rezim pimpinan Taliban untuk menghormati hak-hak perempuan dan anak perempuan di negara itu.
“Indonesia memiliki peran penting sebagai negara muslim dengan suara yang kuat dalam isu ini,” ujar Payne.
Sebelumnya, kelompok Taliban yang menguasai kembali Afghanistan pada 15 Agustus 2021, telah menunjuk Mullah Hasan Akhund, seorang teman dekat mendiang pendiri Taliban, Mullah Omar, sebagai kepala pemerintahan Afghanistan yang baru.
Sebagai wakilnya, Taliban mengangkat Mullah Abdul Ghani Baradar, kepala kantor politik kelompok Taliban.
(Foto: ANTARA)
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber infopublik.id