RI Harap Afghanistan Menjadi Damai

:


Oleh Eko Budiono, Kamis, 2 September 2021 | 13:29 WIB - Redaktur: Untung S - 453


Jakarta, InfoPublik - Pemerintah Indonesia hanya mengharapkan  Afghanistan dapat menjadi negara yang damai, stabil, dan makmur.

Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi, saat dia bertemu dengan perwakilan Taliban di Doha, Qatar pada 26 Agustus 2021.

"Satu-satunya keinginan Indonesia adalah melihat Afghanistan damai, stabil, dan makmur," kata Menlu Retno melalui keterangan tertulis, saat Rapat Kerja dengan Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI , Kamis (2/9/2021).

Menlu menuturkan, pertemuan dia dengan perwakilan Taliban dalam rangka menyampaikan pesan Indonesia bagi Afghanistan setelah kelompok itu berhasil merebut kekuasaan.

Menurut Menlu Retno, ada tiga poin yang disampaikannya dalam pertemuan tersebut, pertama, pentingnya pembentukan pemerintah yang inklusif atau terbuka di Afghanistan.

Poin kedua, kata Menlu Retno, harus ada jaminan Afghanistan tidak dijadikan sebagai tempat latihan bagi aktivitas kelompok teroris yang dapat mengancam keamanan dan stabilitas kawasan serta dunia; dan ketiga, pentingnya penghormatan terhadap hak-hak perempuan.

"Pertemuan tersebut kami sengaja gunakan untuk window opportunity atau kesempatan yang masih terbuka untuk menyampaikan pesan dan harapan Indonesia terhadap Afghanistan," ujar Menlu Retno.

Ia mengungkapkan, pihak Taliban menyampaikan komitmennya utnuk berusaha keras membentuk pemerintahan yang inklusif di Afghanistan.

Menurut Menlu Retno, Taliban telah menyampaikan akan menunjuk pejabat sementara di beberapa posisi, di antaranya menteri pertahanan, menteri dalam negeri, menteri keuangan, menteri pendidikan, kepala intelijen, bubernur bank sentral, gubernur Kabul, dan wali kota Kabul.

"Mereka (Taliban) katakan penunjukan tersebut hanya sementara sambil berupaya membentuk pemerintahan yang inklusif," katanya.

Menlu Retno menambahkan, saat dia ke ke Doha, Qatar,  juga melakukan pertemuan terpisah dengan menteri luar negeri Qatar dan utusan khusus presiden Amerika Serikat untuk urusan Afghanistan.

"Kunjungan singkat kami ke Doha tersebut berlangsung kurang dari 24 jam, antara lain untuk 'compare note' situasi Afghanistan dan proyeksi kedepan sehingga memudahkan dalam mengambil keputusan," ujarnya.
 
(Foto: kemlu.go.id)