:
Oleh Eko Budiono, Jumat, 9 Juli 2021 | 14:44 WIB - Redaktur: Untung S - 422
Jakarta, InfoPublik - Pemerintah Indonesia menyoroti peningkatan partisipasi perempuan dalam berbagai misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dalam seminar daring “Action for Peacekeeping (A4P) Women, Peace and Security (WPS) Champions: Practical Recommendations for Breaking Barriers for Women in Peacekeeping” pada Kamis (8/7/2021).
"Total 183 pasukan perdamaian perempuan di berbagai misi perdamaian PBB menunjukkan komitmen Indonesia untuk terus menambah jumlah dan mendukung penciptaan lingkungan yang kondusif bagi pasukan perempuan dalam misi PBB," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Jumat (9/7/2021).
Pada acara tersebut, Menlu Retno menekankan bahwa mengatasi hambatan untuk pasukan perdamaian perempuan merupakan hal penting untuk memastikan partisipasi penuh perempuan dalam misi perdamaian.
"Rekomendasi yang disampaikan hari ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk PBB dalam merumuskan kebijakan yang akan menjadi katalis bagi peningkatan peran perempuan di misi PBB," kata Menlu.
Sejalan dengan komitmen Indonesia untuk memajukan peran perempuan dalam misi perdamaian PBB, Menlu menyampaikan tiga rekomendasi yang perlu dilakukan.
Pertama, pentingnya mendesain infrastruktur yang sensitif terhadap gender pada misi perdamaian. Memastikan lingkungan yang aman bagi pasukan perdamaian perempuan merupakan prioritas utama Indonesia sebagai salah satu negara kontributor pasukan terbesar pada misi PBB.
“Hal kedua yang tidak kalah pentingnya adalah melakukan identifikasi hambatan pada tingkat nasional," kata Menlu.
Upaya melakukan identifikasi hambatan ini harus disesuaikan dengan budaya dan situasi lokal dari masing-masing negara agar dapat diperoleh hasil yang maksimal.
Menlu juga menekankan dukungan Indonesia pada jejaring pasukan perdamaian perempuan.
"Jejaring ini akan memberikan dukungan tambahan untuk mendukung peningkatan jumlah pasukan perempuan pada misi PBB," kata Menlu.
Menutup pidatonya, Menlu Retno menegaskan bahwa partisipasi penuh, efektif, dan bermakna dari perempuan dalam misi PBB merupakan tanggung jawab bersama.
“Indonesia akan selalu berkomitmen untuk menjadi bagian dalam hal ini," tambahnya.
Pertemuan A4P WPS Champions merupakan bagian dari rangkaian seminar daring tingkat ahli yang diselenggarakan oleh Indonesia bersama Irlandia, Jerman, Bangladesh, Afrika Selatan, Kenya, dan Namibia.
Peran Indonesia tercermin melalui partisipasi mantan personel pasukan perdamaian perempuan Indonesia sebagai narasumber pada salah satu seminar tersebut.
Pada acara yang sama, negara penyelenggara juga menyerahkan dokumen rekomendasi tentang upaya mengatasi hambatan partisipasi perempuan dalam misi PBB kepada perwakilan Sekretaris Jenderal PBB untuk Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB.
(Foto: Kementerian Luar Negeri RI)