Balon Udara Liar Kembali Ganggu Keselamatam Penerbangan, 28 Laporan Pilot Melihat Balon di Ketinggian Pesawat

:


Oleh Dian Thenniarti, Kamis, 6 Juni 2019 | 19:11 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 2K


Jakarta, InfoPublik – Balon udara tradisional liar kembali mengganggu keselamatan penerbangan. Direktur Utama AirNav Indonesia, Novie Riyanto mengungkapkan, telah menerima 28 laporan pilot yang melihat balon di ketinggian bervariasi di hari pertama Lebaran tahun ini.

"Kami mengimbau masyarakat untuk tidak menerbangkan balon udara liar, karena sangat membahayakan keselamatan penerbangan," ujar Novie di Jakarta, Kamis (6/6).

Sebagaimana diketahui, di sejumlah daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur terdapat kebiasaan menerbangkan balon udara saat bulan Syawal. 

Untuk mengakomodasi hal tersebut, Kementerian Perhubungan telah menerbitkan PM No 40 tahun 2018 tentang Penggunaan Balon Udara Pada Kegiatan Budaya Masyarakat. 

Pada PM 40, balon udara tradisional boleh diterbangkan dengan ketentuan ditambatkan dengan tali maksimum 125 meter dari tanah, ukuran balon maksimum diameter 4 meter dan tinggi 7 meter. Selain itu, setiap kegiatan penerbangan balon harus meminta izin kepada otoritas bandara dan pemerintah daerah.

Disampaikan Novie, pihaknya sudah melakukan sosialisasi ke daerah-daerah yang memiliki kebiasaan menerbangkan balon. 

"Setiap tahun kami sosialisasi, tahun ini sepanjang bulan Ramadhan yang lalu kami sosialisasi ke Wonosobo, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten Batang, hingga ke Ponorogo, Jawa Timur," kata Novie. 

Sosialisasi dilakukan AirNav lewat berbagai cara, mulai dari kecamatan, komunitas balon, pemuka agama hingga ke sekolah-sekolah. 

Sementara itu, Dirjen Perhubungan Udara, Polana B Pramesti, menghimbau masyarakat untuk tidak lagi melepaskan balon udara yang tidak sesuai ketentuan. 

Dirjen Polana menegaskan, jika masih ada yang menerbangkan secara liar, maka penegakan hukum akan berjalan. Sebab sesuai UU no 1 tahun 2009, ada sanksi pidananya. Kemenhub bersama aparat penegak hukum akan menindak tegas.

Agar dipahami masyarakat, bahwasannya area udara di atas Pulau Jawa memiliki banyak jalur penerbangan, salah satunya W45 yang merupakan satu dari lima rute tersibuk di dunia. Jadi, banyak sekali pesawat yang melintas, baik domestik maupun internasional, dan sangat berbahaya kalau sampai bertabrakan dengan balon udara.

Dirjen Polana menambahkan, TNI dan Polri juga terus menggelar operasi untuk menangkap balon udara liar dan pelakunya. 

Berikut 28 Pilot (PIREP) pada hari 1 Lebaran 2019:

1. GIA 257 JOG - CKG, Dep. 01.27 UTC terlihat Lampion pada Alt.7000, Rad 315 - 250, Distance  21 Nm.

2. LNI 536 CGK- SOQ, terlihat Lampion pada Radial 300 VOR SLO, ketinggian 12000 ft.

3. LNI 276 JOG- PKU, Dep. 01.03 UTC terlihat Lampion pada ketinggian 13000ft, Rad 330-360 ttg, Dist. 20 Nm JOG VOR

4. SJY 231 BPN-JOG, Dep. 01.10 UTC, terlihat 3 Balon Udara ketinggian 11000ft.

5. CTV 760 CGK-SOC, Dep. 04.40 UTC, terlihat beberapa balon udara pada ketinggian 15000ft, radial 320, Dist.10NM. 

6. ID 7513 HLP-SUB, Dep. 02.35 UTC, terlihat beberapa balon udara pada ketinggian 34000-37000 ft.

7. GA 264 CGK-BWX, Dep. 04.10 UTC, terlihat balon udara pada ketinggian 29000-30000ft.

8. GIA 236 CGK-SRG, Dep. 05.38 UTC, terlihat balon udara warna putih pada ketinggian 10000ft, radial 282, Distance 31 DME.

9. XAR761 JOG-AAP, Dep. 03.45 UTC, terlihat balon udara pada ketinggian 4500-17000ft, Distance 15 NM.

10. CTV123 JOG-HLP, Dep, terlihat balon udara pada ketinggian 11000ft.

11. XAR 780 JOG-PLM, Dep. 02.13 UTC, terlihat 3 balon udara pada ketinggian 23500-24000ft, Distance 43 NM.

12. GIA 222 CGK-SOC, Dep. 02.00 UTC, terlihat 10 balon udara pada ketinggian 20000-24000ft, Distance 50 NM.

13. SJY 210 CGK-SOC, Dep. 02.25 UTC, terlihat 10 balon udara pada ketinggian 27000-28000ft, Distance 20 NM.

14. LNI 856 SUB-PLM, Dep. 01.00 UTC, terlihat beberapa balon udara pada ketinggian 35000-37000ft, Radial 282, Distance 30 NM. 

15. GIA 292 CGK-MLG, Dep. 03.40 UTC, terlihat beberapa balon udara pada ketinggian 36000ft, Radial 282, Distance 26 NM.

16. AWQ 937 DPS-CGJ, Dep. 02.23 UTC, terlihat beberapa balon udara pada ketinggian 25000ft, Radial 305, Distance 36 NM.

17. ID 6512 CGK-DPS, Dep. 05.04 UTC, terlihat 1 balon udara pada ketinggian 33000-35000ft, Radial 165, Distance 30 NM.

18. AWQ 8455 SOC-DPS, Dep. 05.18 UTC, terlihat 1 balon udara pada ketinggian 31000ft, Radial 071, Distance 10 NM.

19. AWQ 505 SIN-DPS, Dep. 06.21 UTC, terlihat 1 balon udara pada ketinggian 30000ft, Radial 135, Distance 45 NM.

20. LNI 041 DPS-CGK, Dep. 06.30 UTC, terlihat 1 balon udara pada ketinggian 35000ft, Radial 330, Distance 14 NM.

21. AWQ 7912 BDO-DPS, Dep. 06.55 UTC, terlihat 4 balon udara pada ketinggian 33000ft, Radial 104, Distance 37 NM.

22. CTV 686 CGK-DPS, Dep. 06.58 UTC, terlihat 6 balok udara pada ketinggian 37000ft, Radial 107, Distance 23 NM.

23. ID 7348 KOE-HLP, Dep. 06.58 UTC terlihat 2 balon udara pada ketinggian 38000ft, Radial 100.

24. CTV 686 CGK-DPS, Dep. 07.08 UTC, terlihat 3 balon udara pada ketinggian 37000ft, Radial 280, Distance 40 NM.

25. GIA 317 SUB-CGK, Dep. 07.08 UTC, terlihat 1 balon udara pada ketinggian 37000ft, Radial 101, Distance 26.5 NM.

26. CTV 686 CGK-DPS, Dep. 07.10 UTC, terlihat 1 balon udara pada ketinggian 30000-37000ft, Radial 045, Distance 45 NM.

27. ID 6514 CGK-DPS, Dep. 08.38 UTC, terlihat 3 balon udara pada ketinggian 35000ft, Distance 21 NM.

28. CTV 681 DPS-CGK, Dep. 08.43 UTC, terlihat 15 balon udara pada ketinggian 36000ft, Distance 15 NM.   

Untuk antisipasi pergerakan balon, AirNav telah menerbitkan NOTAM, sebagai berikut:

-Notam A2190/19 : 

  terbit 03 Juni 2019

-Notam B2740/19 : 

 terbit 04 Juni 2019