:
Oleh Wahyu Sudoyo, Selasa, 30 Agustus 2022 | 15:42 WIB - Redaktur: Untung S - 168
Badung, InfoPublik – PT Gudang Ada Globalindo (Gudangada), perusahaan itu menargetkan untuk melakukan ekspansi ke pasar Asia-Pasifik dalam waktu dekat, dan telah melakukan penjajakan bisnis ke sejumlah negara tetangga potensial.
Gudangada, merupakan aplikasi business to business (B2B) yang menghubungkan pelaku usaha grosir dan eceran di seluruh Indonesia, menjadi salah satu perusahaan e-commerce yang turut berpartisipasi dalam pameran Industry Task Force (ITF) di Pertemuan Keempat Kelompok Kerja Ekonomi Digital (DEWG) G20 di Hotel Mulia, Nusa Dua, Provinsi Bali pada 29 Agustus – 6 September 2022.
“Kedepannya kami coba (melakukan ekspansi pasar) ke ASEAN dulu, baru (setelah itu) mungkin ke Asia Pasifik,” ujar Head of Public Policy and Government Relation Gudangada, Muhammad Ruslan, kepada InfoPublik pada acara pameran Gugus Tugas Industri atau Industry Task Force (ITF)-DEWG G20 di Hotel Mulia, Nusa Dua, Provinsi Bali, pada Selasa (30/8/2022).
Menurut Ruslan, pihaknya menargetkan untuk bisa merealisasikan ekspansi ke pasar luar negeri paling lama tiga tahun lagi.
Namun dia mengaku tidak ingin terburu-buru dalam melakukan ekspansi pasar karena berbagai pertimbangan, seperti faktor politik, kondisi geografis, perbedaan budaya atau kultur, hingga besaran penyerapan dari sisi bisnisnya.
“Paling dekat (melakukan ekspansi) itu antara Singapura dan Malaysia karena sisi awareness-nya kalau kita lihat ada di situ,” tuturnya.
Lebih lanjut Ruslan mengatakan, dalam melakukan ekspansi, sisi bisnis transaksional merupakan salah satu yang menjadi pertimbangan penting.
Di samping itu, sisi kualitas produk yang ditawarkan dinilai harus menjadi faktor yang menentukan agar bisa bersaing dengan produk negara tujuan.
“Jadi kalau memang keluar, yang kita kejar produk kita lempar keluar, jangan dibalik produknya ambil dari sana. Justru kita keluar supaya produk Indonesia bisa ke sana, dari sisi produk, kita bisa bersaing. Produk kita bagus-bagus kok,” katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Kominfo sekaligus Chair DEWG G20 Mira Tayyiba mengatakan pameran ITF-DEWG G20 diikuti 12 stan dari 12 perusahaan dan dua instansi pemerintah.
Pameran atau showcase itu, menampilkan gambaran transformasi digital Indonesia dari berbagai sektor yang meliputi empat pilar transformasi digital yaitu, infrastruktur digital (digital infrastructure), pemerintahan digital (digital governance), ekonomi digital (digital economy) dan masyarakat digital (digital society).
Pameran itu diharapkan dapat menjadi platform untuk memfasilitasi negara anggota G20 dan ITF-DEWG untuk berinteraksi, berjejaring, serta membuka peluang untuk memperkuat kolaborasi antar pemangku kepentingan yang lebih kuat.
Foto: Wahyu Sudoyo/InfoPublik