:
Oleh Taofiq Rauf, Selasa, 8 Maret 2022 | 15:07 WIB - Redaktur: Untung S - 265
Jakarta, InfoPublik – Pendiri Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Prof. Komarudin, mengatakan Indonesia bisa memanfaatkan forum Presidensi G20 Indonesia 2022 untuk menarik investor dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT).
Hal itu, sejalan dengan cita-cita menuju transisi energi melalui netralitas karbon pada 2060 mendatang.
"Cita-cita itu bisa terwujud dengan memaksimalkan EBT secara penuh," katanya, Senin (7/3/2022).
Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, diperlukan nilai investasi yang besar untuk mengembangkan EBT. Sejauh ini, pemerintah sudah berusaha menghasilkan kebijakan penentuan harga EBT. Namun masih diperlukan upaya lanjutan agar lebih maksimal.
Penggunaan EBT, berdampak baik bagi lingkungan karena bisa mengurangi emisi karbon. Kolaborasi juga diperlukan sesama negara G20 sehingga target netralitas karbon dapat terwujud demi kelestarian lingkungan.
“Kita bisa mengajak semua khususnya dari G20 untuk bekerja sama, tidak sendiri-sendiri. Jadi mungkin ada dari mereka yang tertarik untuk investasi di Indonesia, seperti Amerika, Inggris kan bisa bantu, Belanda, Denmark,” tuturnya.
Sementara saat terpisah, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Usman Kansong, menjelaskan saat ini pemerintah terus memperkuat kerangka untuk memastikan keberhasilan transisi energi di Indonesia.
“Presidensi G20 bisa menjadi salah satu ikhtiar pemerintah untuk menuju transisi energi,” katanya.
Ilustrasi: Foto udara kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Sabtu (5/3/2022). Kementerian ESDM mencatat realisasi bauran energi baru dan terbarukan (EBT) nasional pada tahun 2021 mencapai 11,5 persen yang sedikit mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan posisi bauran EBT per akhir 2020 lalu yang sebesar 11,2 persen. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/YU