:
Oleh Taofiq Rauf, Selasa, 8 Maret 2022 | 07:00 WIB - Redaktur: Untung S - 277
Jakarta, InfoPublik – Peneliti Institute for Development of Economic and Finance (INDEF), Agus Herta Sumarto, menilai langkah Indonesia tepat dengan menjadikan pemerataan dan percepatan vaksinasi salah satu fokus dalam Presidensi G20 2022.
Hal itu, dikatakannya sejalan dengan tujuan utama seluruh negara di dunia keluar dari pandemi COVID-19, dan sesegera mungkin melakukan pemulihan, terutama di bidang ekonomi.
“konferensi tingkat tinggi (KTT) G20 2022 dengan Indonesia menjadi ketuanya, memiliki peran untuk menciptakan kembali optimisme dan ekspektasi tersebut,” katanya saat dihubungi di Jakarta, Senin (7/3/2022).
Studi The Economist Intelegent Unit (EIU) memperkirakan, vaksinasi COVID-19 yang tidak merata dan berjalan lambat akan membuat ekonomi dunia merugi sekitar US$2,3 triliun atau Rp33.120 triliun (kurs Rp14.400 per dolar AS). Kerugian itu, diperkirakan terjadi pada 2022-2025.
Maka itu, langkah mendorong kesetaraan akses, bahan mentah produksi dan distribusi vaksin harus dikawal.
“Semua negara harus didorong untuk turut serta secara serius melakukan vaksinasi untuk seluruh penduduknya karena saat ini hanya dengan cara vaksinasilah kita bisa keluar dari pandemi COVID-19,” tegasnya.
Dikatakan dia, jika ada negara yang tidak kompak dalam pemerataan vaksin bisa berdampak pada terjadinya kesulitan untuk mengendalikan pandemi dan keluar dari resesi ekonomi. Kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh inkonsistensi vaksinasi tersebut akan sangat besar. Perdagangan, investasi, ekspansi industri, dan perkembangan sektor pariwisata akan sangat terhambat bahkan akan mengalami kontraksi yang sangat dalam.
“Oleh karenanya, sangat diperlukan kekompakan seluruh negara sehingga pemerataan vaksin bisa dirasakan tidak hanya dirasakan negara maju saja,” ungkapnya.
Sementara di saat terpisah, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Usman Kansong, mengatakan pemerintah berkomitmen berperan aktif dalam pemerataan vaksinasi. Presidensi G20 diharapkan bisa menjadi jembatan terwujudnya pemerataan vaksin.
“Penggalangan kekuatan bersama di antara negara G20 sangat diperlukan dalam membantu pemerataan vaksin, sehingga tidak hanya dirasakan negara maju, tetapi juga negara berkembang bahkan negara miskin,” katanya.
Foto ilustrasi: Istimewa